"Sudah tahu mengesahkan Omnibus Law akan potensi menghasilkan demonstrasi. Jelas, sekarang demonstrasi yang dihadapkan sama. Sami. Relawan. Tirta siap mati kalau gitu," ujar dokter Tirta.
"Karena ujung-ujungnya kalau demo kayak gini, saya tahu pasti relawan yang suruh edukasi pendemo. Mumet gak mas? Ayo buruh-buruh tolong jaga jarak. Wah bisa dipukuli aku mas pulang mas," tambahnya.
Selanjutnya, ia turut mengomentari pernyataan dari Luhut mengenai UU Ciptaker, yang dirasa merusak lingkungan.
"Dari salah satu media terkenal, 35 investor global surati pemerintah RUU Ciptaker rusak lingkungan. Adapun itu semua adalah asr, ACTIAM, Aviva, BMO, Boston, Christian Super," ujar Tirta.
Baca Juga:UU Cipta Kerja Disahkan, Pengamat: Rakyat Jadi Korban
Ia juga menjelaskan bahwa ada salah satu guru besar UGM yang mengatakan bahwa RUU Ciptaker dibuat dengan proses formil yang bermasalah.
Pada akhir video unggahannya tersebut, ia mengungkapkan komentarnya mengenai pelaksanaan pilkada di tengah pandemi. Ia meragukan jika pilkada tidak disertai kampanye dan hajatan oleh para calon kepala daerah.
"Sementara pilkada selalu ada kampanye. Kita paham pilkada mungkin, e apa namanya tadi dikatakan Pak Luhut, pilkada itu bisa sesuai, pelaksaan di lapangan yang kita minta pembuktian. Apa yang menjamin pilkada tidak menimbulkan klaster baru gara2 hajatan yang dibuat oleh paslon?" tutup dr Tirta.
Unggahan dr Tirta di akun Instagram pribadinya @dr.tirta ini mengundang banyak respons dari publik.
"Kalau Indonesia kek ginu terus, lama2 bisa chaos macem TRAGEDI 98," tulis akun @hamskyr.
Baca Juga:Ke Anggota Demokrat yang Mik-nya Mati: Orang Ini Nyebelin Kayak Teman Gua
"Aku wedine dok, alih" positif corona cek ra iso jawab i demonstran seng turun nak dalan," ujar akun @rakaaf14.