Cerita Lurah Wahyudi Anggoro Hadi, Bersihkan WC Hingga Lockdown Desa

Wahyudi menyebut keteladanan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam hal apapun termasuk membangun desa

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 07 Oktober 2020 | 15:23 WIB
Cerita Lurah Wahyudi Anggoro Hadi, Bersihkan WC Hingga Lockdown Desa
Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi. [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]

“Setelah lulus itu memegang apotik tiga tahun,” imbuhnya.

Terpanggil mengabdi untuk desa

Lulus dari UGM, Wahyudi sempat bekerja sebagai seorang apoteker selama kurang lebih tiga tahun. Pada akhir tahun 2012 ia lantas mengundurkan diri dari profesinya untuk fokus bekerja sebagai kepala desa. Ada alasan tersendiri sehingga akhirnya Wahyudi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin di tingkat kelurahan.

Ia mengaku jauh sebelum berniat mencalonkan jadi kepala desa, sudah cukup lama berkecimpung dalam kegiatan dan pengembangan di desanya. Selama delapan tahun ia berusaha menghidupkan kembali kampung dolanan di tengah masyarakat. Selain membutuhkan waktu yang lama, saat itu dampak yang diberikan juga tidak terlalu besar.

Baca Juga:Respon Isu Tsunami 20 Meter, BPBD Bantul Gelar Simulasi Penanganan Bencana

Berawal dari perjalanan kampung dolanannya itu, Wahyudi merasa bahwa pendekatannya yang berjalan dinilai kurang efektif. Untuk itu, ia mencoba peruntungan agar bisa melakukan pendekatan secara struktural, yakni dengan menjadi kepala desa. Menariknya, saat mencalonkan diri sebagai kepala desa, Wahyudi tidak memiliki modal besar di bidang material. Ia hanya membawa gagasan, niat yang tulus, dan modal sosial yang sudah dibangun selama delapan tahun.

Setidaknya dari perjuangannya di kampung dolanan, masyarakat memiliki referensi mengenai cara kerja dan sosoknya. Meletakkan semuanya dalam bentuk rekayasa sosial, Wahyudi tidak memasang target dalam pencalonan dirinya. Apakah dirinya terpilih atau tidak menjadi hal yang tidak penting, karena ia hanya berniat untuk mempengaruhi proses politik di desanya agar berjalan dengan baik.

“Kapasitas politik seorang pemimpin, itu tergantung dari proses politiknya. Kalau proses politiknya baik, itu dimungkinkan kapasitas politiknya dimungkinkan baik,” terang Wahyudi.

Bersihkan WC Kelurahan

Berhasil memenangkan kontestasi sebagai kepala desa, Wahyudi merasakan otoritas yang dimiliki bisa membawa hasil yang lebih besar dan cepat untuk masyarakat. Dengan jabatan yang ia miliki, Wahyudi kemudian coba membangun pola relasi antara negara dengan masyarakat.

Baca Juga:Kaget, Pengendara Sepeda Motor Tabrak Kakek Naik Sepeda di Bantul

Menurutnya, salah satu tugas negara adalah dalam pemenuhan hak-hak sipil warganya. Kemudian, bagaimana pemerintah mencukupkan kebutuhan warga negara dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sebab, Wahyudi memandang jika relasi yang terjalin antara negara dan warga selama ini hanya sebagai hubungan administratif saja.

Hal pertama yang ia ubah dengan jabatan yang dimiliki, adalah pola relasi antara pemerintah desa dengan masyarakat. Ia mulai mengubah pola relasi tersebut dengan cara memperluas dimensi pelayanan dalam ruang pemerintahannya.

“Ketika seorang anak tidak bisa sekolah, ketika seorang ibu hamil tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan itu jadi urusannya negara,” ujarnya.

Tak hanya itu, cara dan kebiasaan usang yang sudah turun temurun di lingkungan kerjanya juga turut diubah.

Ia mengungkapkan pernah pada awal masa kepemimpinan sempat membuat heboh pegawai kelurahan lantaran selalu datang lebih pagi dan pulang lebih sore daripada karyawan lainnya. Tidak hanya itu, mantan ketua senat mahasiswa fakultas farmasi UGM ini bahkan tidak segan untuk turun tangan membersihkan WC atau toilet.

Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi. [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]
Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi. [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]

Hal tersebut ia lakukan untuk memberikan contoh keteladanan kepada anak buahnya. Dari hal-hal kecil untuk membangun keteladanan itu ia berharap bisa memupuk kepercayaan masyarakat kepada aparat pemerintahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak