Joglo Citakan Piyaman, Melongok Saksi Bisu Berdirinya Gunungkidul

Ia menyebutkan, bangunan tersebut didirikan tahun 1750 sama dengan Pasar Paing Piyaman I.

Galih Priatmojo
Senin, 12 Oktober 2020 | 18:10 WIB
Joglo Citakan Piyaman, Melongok Saksi Bisu Berdirinya Gunungkidul
Bangunan Joglo Citakan Piyaman tempat cikal bakal lahirnya Kabupaten Gunungkidul. [Kontributor / Julianto]

Kemudian masih banyak pusaka pusaka peninggalan dari Ki Demang wonopawiro. Pusaka-pusaka tersebut menggambarkan peperangan yang pernah diikuti oleh Ki Demang wonopawiro dalam mendidik kasihkan dirinya kepada Pangeran Mangkubumi

Pusaka tersebut diantaranya Eyang Kyai Jalak yang dibuat era Empu Sendok motif pulang nggeni pangguh cirebon yang khusus dipakai dalam berbagai peperangan. Kemudian pusaka Eyamg Kyai Jangkung yang dibuat di era empu Sendok dengan Pamor Pendaringan Kebak, penuh dengan meteor.

Lantas pusaka Eyang kyai Bethok yang difungsikan sebagai penetralisir segala gangguan biasanya untuk mengayomi semua pusaka di mana secara visual bentuknya hanya pendek. Kemudian Pedang Kyai Sendomaruh di mana secara hstoris siapapun  pemegang pusaka tersebut merupakan seseorang dengan jabatan pengageng (tinggi) dalam kaprajuritan

"Prajurit biasa beda dengan Pengageng Kaprajuritan,"tambahnya.

Baca Juga:Tak Ada Klaster Kantor, Dinkes Bantul Tetap Lanjut Swab Massal

Di samping itu masih ada tiga lagi yang tidak boleh dibuka yaitu pusaka berupa tombak. Tiga pusaka tersebut adalah Eyang Kyai Pacar bilah dong pring, bilah mojopahit yang berfungsi sebagai tolak bala peperangan dan ditempatkan di paling depan. Kemudian Tombak Eyang kyai Slamet berbentuk Sigar jantung Pungguh Tuban Pamor Wengkan.

Dari pusaka-pusaka yang ada di Joglo Citakan tersebut dapat menggambarkan agresifitas dan intensitas Ki Demang Wonopawiro dalam mendukung semua peperangan Pangeran Mangkubumi. Di mana sejak usia 24 tahun sudah ikut serta di dalam peperangan Pangeran Mangkubumi kala itu.

Joglo Citakan sejatinya didirikan untuk menjadi markas atau base camp petinggi pasukan Ngayogyakarto Hadiningrat. Di base camp tersebut mereka menyusun strategi yang smart untuk berperang. Joglo Citakan letaknya hanya 500 meter dari kediaman utama Ki Demang Wonopawiro dan memiliki lahan seluas 10 ribu meter persegi yang masih berbentuk hutan. Hal tersebut untuk menyamarkan langkah strategi perang mereka.

Tahun 1754 pangeran Mangkubumi menerima kesepahaman dengan VOC tentang Sukowati. Dan di tahun 1754 itulah ada perintah tahap I yaitu perintah Babad Alas Nongko Doyong. Namun Babad Alas Nongko Doyong I tersebut gagal total karena banyak halangan. Di tahun 1754 itu pula, Ki Bagus Damar Wono Pawiro dikukuhkan mmenjadi demang di Piyaman.

"Tahun 1755 ada perjanjian Giyanti,"tambahnya.

Baca Juga:Program Transmigrasi Bantul Tersendat, 20 KK Terancam Batal Berangkat

Kemudian tahun 1756 munculah sayembara Babad Alas Nongko Doyong dan lantas disanggupi Wonopawiro. Kemudian tahun 1757 Sri Sultan I menginvestigasikan hasil kerja Wonopawiro ternyata hasilnya bagus. Di tahun itu pula Sri Sultan HB I memerintahkan Wonopawiro menjadi bupati GK I. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak