Dibacok Gerombolan Remaja di Underpass Kentungan, Galih Ungkap Kronologinya

Sebanyak 31 jahitan diterima Galih. Dirinya menjalani perawat di rumah sakit selama dua hari.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 13 Oktober 2020 | 20:10 WIB
Dibacok Gerombolan Remaja di Underpass Kentungan, Galih Ungkap Kronologinya
Korban penganiayaan jalanan, Benedictus Galih Widianto, menunjukkan bekas lukanya saat ditemui di kediamannya di Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/10/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Korban kejahatan jalanan atau klitih yang terjadi di timur Underpass Jalan Kaliurang (Kentungan), Kapanewon Depok, Sleman, buka suara atas insiden yang ia alami. Benedictus Galih Widianto, warga Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, melakukan perlawanan ketika sejumlah orang tersebut membacok punggung hingga pinggang kirinya.

Ditemui di kediamannya, pria 18 tahun ini sudah terlihat pulih dari kondisi sebelumnya setelah mendapat sabetan celurit dan senjata tajam berupa pedang pada Sabtu (26/9/2020) dini hari. Kendati demikian, dirinya masih perlu beristirahat karena sebanyak 31 jahitan masih menempel di tubuhnya.

Galih, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa ia dan 11 rekannya baru saja pulang dari acara pertemuan di indekos temannya di wilayah Sleman saat kejadian.

Korban penganiayaan jalanan, Benedictus Galih Widianto, ditemui di kediamannya di Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/10/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Korban penganiayaan jalanan, Benedictus Galih Widianto, ditemui di kediamannya di Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/10/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Ada enam motor, yaitu teman-teman saya yang pulang dari acara SMA di indekos teman. Kami pulang sekitar pukul 02.00 WIB melintasi jalan Ring Road Utara dari arah timur ke barat [menuju Underpass Kentungan]. Saat kami berjalan di jalur lambat, tiba-tiba ada sekitar 10 motor yang menyalip kami," jelas Galih, mengingat kejadian nahas itu, Selasa (13/10/2020).

Baca Juga:Diduga Jadi Korban Klitih, Urat Tangan Pemuda di Sleman Putus

Segerombolan remaja yang hendak menyalip rombongan Galih lantas menunjuk-nunjuk dengan nada emosi kepada dirinya dan teman yang dia boncengkan.

"Salah satu pelaku mengatakan, "wani ra koe [berani tidak kamu]?" sambil nunjuk-nunjuk dan berteriak. Akhirnya kami melambat dan saya ingin putar balik, tetapi saat mau menghindar dari mereka, orang tak dikenal menyabet punggung saya," ungkap anak sulung dari dua bersaudara ini.

Mengingat kejadian pagi buta itu, setidaknya ada tiga orang yang menyerang Galih dengan senjata tajam. Selain punggung, pelaku, yang diketahui masih remaja, juga menusuk pinggang bagian kiri Galih hingga robek.

"Mereka [terduga pelaku] berjumlah sekitar 20 orang karena ada 10 motor saat itu. Ketika kami diserang, kami juga melawan, terjadi aksi lempar-lempar batu, tapi saya yang diserang orang tak dikenal, berlari ke dalam gang rumah warga," katanya.

Peristiwa, lanjut Galih, berlokasi di timur Hotel Lafayette. Saat dikejar pelaku, ia sengaja tak berteriak meminta pertolongan. Namun, karena ada suara gaduh dari lemparan batu dan botol kaca, warga setempat keluar.

Baca Juga:Viral Diduga Pelaku Klitih Kumpul di Maguwoharjo, Begini Penjelasan Polisi

"Jadi para pelaku ini juga membawa botol kaca untuk dilemparkan kepada kami. Adik kelas saya sempat dilempar ke arah wajahnya, tapi berhasil menghindar," kata Galih.

Penyerangan berdurasi 10 menit itu direspons oleh kepolisian. Galih mengungkapkan, salah seorang warga melaporkan kejadian tersebut. Warga yang melihat dirinya terluka langsung meminta temannya mengantar ke RSUP Dr Sardjito.

"Saya keluar dari gang sudah berlumuran darah. Akhirnya teman saya yang tahu saya diselamatkan warga langsung menjemput dan mengantar saya ke Sardjito. Saya masuk UGD dan mendapat perawatan," katanya.

Korban penganiayaan jalanan, Benedictus Galih Widianto, menunjukkan bekas lukanya saat ditemui di kediamannya di Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/10/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Korban penganiayaan jalanan, Benedictus Galih Widianto, menunjukkan bekas lukanya saat ditemui di kediamannya di Pedukuhan Burikan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/10/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Sebanyak 31 jahitan diterima Galih. Dirinya menjalani perawat di rumah sakit selama dua hari.

"Masuk UGD dan langsung dijahit. Punggung dan pinggang mengalami luka sedalam 5 sentimeter. Untungnya masih selamat," jelas dia.

Peristiwa yang Galih alami sudah dilaporkan ke Polres Sleman.

Setelah dua hari dirawat di RSUP Dr Sardjito, pada Senin (28/9/2020), ia mendatangi Polres Sleman.

"Awalnya akan dilaporkan ke polsek, tapi diarahkan langsung ke Polres Sleman. Saat ini masih menunggu info dari kepolisian," ucapnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah belum juga memberi keterangan lebih lanjut atas insiden itu.

Pihaknya masih meminta waktu untuk mengonfirmasi insiden tersebut.

"Belum kami monitor sepenuhnya. Nanti jika ada perkembangan, akan kami sampaikan," kata Deni.

Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda bernama Galih menjadi korban dugaan penganiayaan jalanan atau klitih di timur Underpass Kentungan, Depok, Sleman, Sabtu (26/9/2020).

Peristiwa tersebut sempat viral di Grup Facebook Jogja Anti Kriminal, di mana diperlihatkan luka korban di bagian punggung.

Korban yang sudah bersimbah darah, dilarikan ke RS Sardjito untuk mendapat perawatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini