SuaraJogja.id - Kondisi jalur evakuasi yang rusak di lereng Gunung Merapi terus menjadi perhatian pemerintah. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, tahap perbaikan mulai dilakukan.
"Ya ini sudah ada program perbaikan, masih dalam proses pelelangan. Kami terus menyiapkan sejumlah langkah antisipatif sembari menunggu dana tersebut turun," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (15/10/2020).
Makwan menuturkan, perbaikan jalur evakuasi menggunakan anggaran perubahan tahun 2020. Diharapkan perbaikan mulai berjalan akhir bulan Oktober.
"Oktober ini semoga bisa dilakukan [perbaikan] karena ada proses yang perlu dilalui, sehingga akhir tahun [Desember] jalur-jalur yang rusak ini bisa dimanfaatkan," ujar dia.
Baca Juga:Pertumbuhan Kubah Stabil, Aktivitas Vulkanis Gunung Merapi Cukup Tinggi
Makwan tak menampik bahwa jalur tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh kendaraan truk. Masyarakat memilih untuk menggunakan jalur yang lebih jauh dengan kondisi yang lebih baik.
"Memang masih banyak digunakan truk saat ini, jika tidak terpaksa masyarakat jarang melintasi jalur evakuasi yang rusak. Namun setelah perbaikan masyarakat bisa lebih mudah melintasi jalur evakuasi ini," kata dia.
BPBD nantinya menyasar sejumlah jalur yang berada di wilayah Glagaharjo dan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan.
Jalur evakuasi di wilayah tersebut memang dinilai membutuhkan penanganan yang cepat karena untuk proses evakuasi warga yang cukup banyak.
"Sementara ini jalur evakuasi yang ada di Glagaharjo dan Umbulharjo akan diperbaiki. Nantinya bertahap, jika dihitung jalur evakuasi itu tidak sampai 10 titik," ungkap dia.
Baca Juga:Pasar Cepogo Boyolali Terbakar, Api Diperkirakan dari Dalam Pasar.
Memasuki musim hujan saat ini, jalur evakuasi yang berdebu dan rusak dinilai bisa mengurangi polusi di sekitar jalan. Pasalnya debu yang dihasilkan saat truk melintas berkurang.
"Ketika hujan bleduk [debu] tidak ada. Tanah berpasir di sana ikut memperkuat kondisi tanah ketika diguyur hujan, dia lebih melekat ke tanah dibawahnya dan semakin kuat. Selain itu polusinya berkurang," kata dia.
Kendati demikian, intensitas hujan di wilayah Cangkringan belum sepenuhnya deras.
"Sudah masuk musim hujan tapi intensitasnya belum lebat. Jika sudah mulai deras kontur tanah di sana bisa jadi lebih kuat," kata dia.
Makwan mengatakan, potensi bahaya saat musim hujan biasa terjadi di sekitar Kali Gendol. Pihaknya telah melakukan sejumlah sosialisasi serta imbauan kepada para penambang.
"Yang berbahaya ya di aliran sungai itu [Gendol]. Kami meminta pekerja di sana untuk mengurangi aktivitasnya saat hujan. Jadi tetap memperhatikan kondisi cuaca sebelum menambang," katanya.