Pembangunan gedung-gedung yang cukup masif di kota-kota besar, tidak terkecuali Jogja juga akan berpengaruh dengan habibat ular itu sendiri. Apalagi sungai yang merupakan jalan raya semua satwa dibentuk dan dibangun sedemikian rupa dengan beton-beton di sisinya.
Hal itu tidak jarang membuat ular tidak lagi punya tempat nyaman untuk bersembunyi. Kemudian ditambah dengan satwa-satwa pendukung sepadan sungai yang menghilang atau bahkan bergeser masuk ke rumah. Mau tidak mau ular akan mengikuti kemana makanannya pergi untuk tetap bisa bertahan hidup.
![Komunitas Sioux saat memberikan edukasi mengenai penanganan terhadap ular. [Dok. Komunitas Sioux]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/10/18/84669-komunitas-sioux.jpg)
"Jadi memang pengaruh pembangunan akan sangat berasa buat si ular. Bisa dikatakan kita yang membangun rumah dihabitat ular bukan ular yang mendekati rumah kita. Dari situ mereka terusik hingga akhirnya bergeser masuk pemukiman. Pemahaman itu kadang masih salah, dianggap bahwa ular yang mengganggu kita padahal kita yang mengganggu mereka," tuturnya.
Salah satu cara awal untuk memutus atau mengantisipasi masuknya ular ke rumah, menurut Aji adalah dengan memutus rantai makan sang ular yang juga ada di lingkungan rumah. Sebisa mungkin masyarakat harus bisa membersihkan lingkungan rumahnya sendiri dari berbagai hewan yang menjadi santapan oleh ular-ular di luar sana.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 18 Oktober 2020
Kendati demikian Aji tak memungkiri akan tetap ada ular yang masuk ke pemukiman warga. Lalu apa yang harus dilakukan jika saat itu terjadi?
Aji menyampikan bahwa jika memang berani untuk langsung menghadapi ular tersebut secara mandiri dalam artian menangkap ular itu dengan teknik yang benar, masyarakat dipersilakan untuk melakukannya sendiri. Namun kalau memang hal tersebut tidak memungkinkan, maka masyarakat bisa langsung menghubungi pihaknya.
Disebutkan Aji, Indonesia sendiri memiliki 348 spesies ular yang tersebar di seluruh wilayah. Bahkan ia sendiri sampai saat ini baru memegang sekitar 200an spesies saja. Jadi Aji tidak memungkiri masih ada banyak ular yang belum ditemukan secara fisik hanya sebatas sketsa foto saja.
Dari ratusan spesies ular yang terdapat di Indonesia, beberapa di antaranya memiliki bisa yang mematikan jika sampai masuk ke dalam tubuh manusia. Namun tak jarang juga masyarakat masih menganggap semua ular itu berbisa dan harus seketika dibunuh ketika sudah sampai masuk ke rumah.
Aggapan itu harus mulai dihilangkan karena memang pada kenyataannya tidak semua ular memiliki bisa. Aji menjelaskan tidak ada cara mudah untuk membedakan antara ular yang berbisa dan tidak berbisa.
Baca Juga:Kecelakaan Maut 3 Mobil di Jalan Jogja-Wonosari, 1 Korban Meninggal
Pasalnya semua ular memiliki ciri khasnya masing-masing dan satu sama lain hampir mirip dan susah dibedakan. Sebagai contoh Cobra yang memiliki warna hitam pada tubuhnya, tidak sedikit juga ular berwarna hitam yang padahal tidak berbisa seperti Cobra.