Komposisi Magma Gunung Merapi Masih Sama, tapi Berpotensi Lebih Eksplosif

Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa magma yang dihasilkan tahun 2010 mengandung banyak gas.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 27 Oktober 2020 | 21:05 WIB
Komposisi Magma Gunung Merapi Masih Sama, tapi Berpotensi Lebih Eksplosif
Gambaran Plumbyng Sistem dalam lambung Merapi. - (YouTube/ Dasawarsa Merapi)

Ledakan erupsi yang besar juga menunjukkan adanya perubahan magmatisme dalam dapur magma. Kondisi dalam dapur magma bisa dilihat berdasarkan petrologi batuan yang dierupsikan. Serta dibantu dengan analisis dan pengukuran geofisika.

Ada empat aliran lahar yang ada di Merapi pada tahun 2010 berdasarkan endapannya. Material yang dihasilkan pada tahun 2010 menghasilkan batuan yang baru. Meskipun secara komposisi masih sama dengan yang ada pada tahun 2006.

Endapan abu vulkanik sendiri yang diambil dari Pos Pengamatan, 11 KM barat daya puncak memiliki ketebalan 5 cm. Terdiri dari pecahan andesit berukuran batu kasar. Dari hasil penelitian juga menyebutkan bahwa magma yang dihasilkan tahun 2010 mengandung banyak gas.

"Dari beberapa inklusi batuan yang ditemukan, ini ada beberapa macam batuan bekuan," imbuhnya.

Baca Juga:Hujan Semalaman, Talut Jembatan Bailey Penghubung Bantul-Gunungkidul Ambrol

Di antarany ada inklusi andesit dalam andesit, basait dalam andesit, diorit, micrograbbro, cummulate gabbro dan megacryst amfibol. Dari analisis-analisis ini, jika terus dilakukan akan bisa membuat gambaran plumbyng sistem.

Di bawah Merapi tidak hanya ada satu kantong magma, tapi ada beberapa kantong yang memiliki tingkat kristalisasi yang berbeda-beda. Dengan melakukan analisis komposisi mineral ini bisa menghitung geobarometri untuk menghitung tekanan yang ada di dalam.

Inklusi batuan yang disebutkan sebelumnya membuktikan sudah terjadinya kristalisasi di dalam lambung Merapi yang berbeda-beda. Ada yang terjadi pada rentan yang dalam, dan rata-rata terjadi dalam kedalaman sedang hingga dalam antara 12 sampai 18 km.

Model magmatisme Merapi dihasilkan dari geofisika, dibentuk dari proses seduksi di selatan dan mulai dehidrasi di kedalaman 100 KM ke dalam, kemudian bergerak di dalam Merapi dan mengisi di bawah Merapi.

"Sebenarnya magma Merapi ini ada dua tipe yang berbeda, yakni medium k dan high k," tukasnya.

Baca Juga:Jelang Debat Publik Pertama, 2 Paslon Pilkada Bantul Optimis Ungguli Rival

Aktivitas Merapi baru 1900 tahun yang lalu, maka tipe magmanya adalah magma yang mempunyai afinitas potassium yang lebih tinggi. Namun komposisi magma bukan faktor utama penyebab terjadinya ekplosifitas, karena masih sama antara 2006, 2010 dan sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak