Hujan Semalaman, Talut Jembatan Bailey Penghubung Bantul-Gunungkidul Ambrol

Jembatan ini menjadi akses yang sangat penting untuk warga karena berfungsi sebagai jalan lintas Bantul menuju ke Kabupaten Gunungkidul.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 27 Oktober 2020 | 16:17 WIB
Hujan Semalaman, Talut Jembatan Bailey Penghubung Bantul-Gunungkidul Ambrol
Kondisi talut ambrol di jembatan sementara bailey yang berada di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, tepatnya di Pedukuhan Siluk 1, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Selasa (27/10/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Bangunan talut jembatan bailey di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, tepatnya di Pedukuhan Siluk 1, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, ambrol setelah diterpa hujan semalam suntuk. Peristiwa itu membuat akses masyarakat melewati jembatan sempat terganggu karena hanya dapat menggunakan satu sisi jembatan saja.

Dari pengakuan warga Desa Selopamioro, Budi Raharja (36), saat ditemui SuaraJogja.id pada Selasa (27/10/2020) di rumahnya, yang berlokasi dekat dengan jembatan, hujan deras terjadi mulai pukul 23.00 WIB hingga 01.30 WIB. Tidak lama setelah itu, kedua talut jembatan sementara tersebut ambrol.

"Waktu jebol langsung ditutup sama warga daripada membahayakan nantinya," kata Budi.

Menurut Budi, jembatan ini menjadi akses yang sangat penting untuk warga karena berfungsi sebagai jalan lintas Bantul menuju ke Kabupaten Gunungkidul. Jika jembatan tersebut tidak ada, masyarakat harus memutar jauh.

Baca Juga:Jembatan Pulau Balang di IKN Kalimantan Timur, Akhirnya Tersambung

"Ya jembatan ini akses ini utama, istilahnya kalau mau dialihkan ya cukup jauh, jauh banget, bisa lebih dari 2 jam muter aja," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPDB Bantul Dwi Daryanto mengatakan, sebelumnya peristiwa serupa juga sudah pernah menimpa Jembatan Kenet. Dari situlah dibangun jembatan sementara atau bailey tersebut.

"Jembatan Kenet juga sebelumnya pernah seperti ini maka dari itu jembatan sementara ini dibangun. Namun memang karena kondisi cuaca hujan semalaman jadi talut kanan kiri ambrol," ujar Dwi.

Kondisi talut ambrol di jembatan sementara bailey yang berada di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, tepatnya di Pedukuhan Siluk 1, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Selasa (27/10/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Kondisi talut ambrol di jembatan sementara bailey yang berada di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, tepatnya di Pedukuhan Siluk 1, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Selasa (27/10/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Dwi mengungkapkan, pihaknya memang masih menunggu anggaran dana dari pemerintah pusat dan provinsi untuk pembangunan jembatan secara permanen.

Menurutnya, jembatan itu harus segera dirapikan kembali agar tidak semakin melebar melihat kondisi aliran sungai yang cukup deras.

Baca Juga:Jembatan Lubuk Batang Amblas, Jalan Penghubung OKU dan OKI Nyaris Putus

Dikatakan Dwi, jembatan itu saat ini sudah menjadi akses jalan utama bagi masyarakat untuk beraktivitas. Jika tidak segera diperbaiki dapat membahayakan lalu lintas yang lewat di sini.

"Dalam waktu dekat nanti akan kami koordinasi lebih lanjut dengan pelaksana kegiatan di lapangan agar segera dibenahi," ucapnya.

Di sisi lain, staf Bina Marga PU DIY, Dasroni, menuturkan, memang rencana pembangunan jembatan permanen baru akan dilaksanakan tahun depan, jadi memang terkait jembatan, sementara ini, masih dalam masa pemeliharaan dari rekanan kemarin.

"Kita coba lihat minggu-minggu ini, rencana akan langsung diatasi terutama diperetakan turap agar tidak meluas, yang lainnya masih bisa digunakan tapi tetap akan dirapikan," tutur Dasroni.

Dasroni menjelaskan jembatan sementara yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp.215 juta itu baru saja selesai bulan lalu.

Rencananya untuk pembangunan jembatan permanen di tahun depan sendiri akan menggunakan anggaran sebesar Rp9 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini