"Ndak tahu kok terkenal. Apalagi saya yang hanya petani tidak tahu HP itu bagaimana,"kata Sarijo.
Selama ini kegiatan Widodo Redmi lebih banyak di rumah dan hanya mengerjakan tugas-tugas seperti layaknya seorang ibu rumah tangga. Hampir setiap hari Widodo Redmi memasak untuk keperluan keluarga mereka. Selesai memasak ia lantas mencuci baju dan juga membersihkan rumah serta mengepel lantai rumah.
Jika semua pekerjaan sudah selesai Widodo pun mencari kesibukan dengan membuat berbagai kerajinan bunga kering. Widodo sering merangkai bunga berbahan kulit jagung ataupun plastik bekas gelas atau botol minuman instan. Bunga-bunga tersebut tidak dijual namun hanya dipajang di ruang depan rumahnya.
"Ya seperti itu setiap hari. Wong diminta ke sawah pasti ndak mau," terang Sarijo.
Baca Juga:Tolak Rapid Test, Petugas KPPS di Gunungkidul Siap-siap Saja Diganti
Sang ibu Juminem menyebut anak keduanya itu dulu sempat mendapat perundungan lantaran perilakunya yang cenderung seperti perempuan. Situasi itu membuat Dodo sempat merasa kecil hati hingga tak mau bersekolah.
Meski sempat pasrah dengan kondisi sang anak, Juminem saat ini mengaku bersyukur karena anak kedua itu kini tumbuh menjadi sosok yang percaya diri. Keduanya juga merasa senang jika Widodo Redmi kini dikenal orang dan banyak respon positif yang datang untuk anaknya tersebut.
"Katanya sebentar lagi diminta ke Jakarta untuk iklan atau apa. Tapi ndak tahu jadi apa ndak, saya juga tidak tanya banyak," tambah Juminem.
Sayangnya, berkali-kali nomor pribadi Dodo coba dihubungi namun yang bersangkutan tidak merespon. Ketika dikirim pesan singkat, Dodo hanya menjawab singkat.
"Maaf sedang sibuk cari pasir sama Mas Andang," jawabnya.
Baca Juga:Gelar Aksi Jalan Mundur, JCW Minta Bawaslu Gunungkidul Awasi Hal Ini