SuaraJogja.id - Gereja Katolik Santo Petrus Warak, di Jalan Purbayan, Warak Kidul, Sumberadi, Mlati, Sleman memilih untuk merayakan ibadah perayaan Natal 2020 dengan lebih sederhana. Mengingat saat ini kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Ketua panitia Natal di Gereja Katolik Santo Petrus Warak, Aloysius Supatdiyana menuturkan dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini ada beberapa adaptasi yang perlu dilakukan gereja dalam perayaan Natal. Baik dari segi teknis peribadatan di gereja hingga dekorasi yang dibuat lebih minimalis.
"Perayaan kali ini memang tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ada penyesuaian khusus karena kondisinya masih pandemi Covid-19," kata pria yang kerap disapat Supat tersebut, kepada awak media, Senin (21/12/2020).
Supat menjelaskan nantinya waktu misa yang dilaksanakan di gereja akan dibatasi. Jika biasanya misa dilakukan selama dua jam, sekarang akan dipangkas menjadi satu jam saja.
Baca Juga:Asli Sleman, Anak Kelima Hanung Bramantyo Disebut Kembar dengan Sang Ayah
Selain pemangkasan waktu misa di gereja, jumlah jemaat yang hadir pun juga bakal dibatasi. Bahkan jumlah panitia natal di gereja tahun ini hingga alunan musik rohani juga bakal lebih dipadatkan.
"Misa akan dilakukan sebanyak enam kali, sehari dua kali mulai dari tanggal 23, 24 dan puncaknya pada 25 Desember. Rata-rata setiap misa akan dihadiri 200 jemaat saja. Dengan 130 orang di dalam gedung gereja dan sisanya di luar. Pengiring musik juga dibatasi dari 30 orang jadi hanya 8 personil saja," ungkapnya.
Padahal, diutarakan Supat, kapasitas gereja bisa menampung 700 hingga 800 jemaat dalam sekali peribadatan. Selain pembatasan jumlah jemaat ada syarat khsusu bagi yang akan hadir langsung di gereka untuk mengikuti misa Natal.
Syarat jemaat yang datang mengikuti misa adalahbjemaat yang berusia 10 hingga 70 tahun saja. Ditambah dengan tidak memiliki penyakit dan tidak memiliki riwayat perjalan jauh dalam beberapa hari terakhir.
"Jadi besok hanya jamaat gereja yang sudah terdaftar saja yang diperbolehkan mengikuti misa secara langsung di gereja. Pelaksanaannya juga akan digilir, setiap lingkungan jamaat dibatasi maksimal 30 orang yang diprioritaskan mereka yang bertugas di gereja," ujar Supat.
Baca Juga:Timnas Indonesia U-16 Tolak Uji Coba Melawan PSS Sleman, Kenapa?
Supat mengimbau untuk kelompok rentan yakni anak-anak, ibu hamil hingga warga yang sedang tidak fit atau sakit mengikuti peribadatan dari rumah saja. Pasalnya gereja juga akan menayangkan perayaan natal secara daring.
Disampaikan Supat, bahwa koordinasi juga telah dilakukan dengan gugus tugas Covid-19 gereja di wilayah paroki warak untuk selalu mengawasi jalannya protokol kesehatan.
Mulai dari imbauan untuk terus memakai masker bagi jemaat yang datang, pengecekan suhu tubuh, mewajibkan untuk selalu mencuci tangan hingga mengatur akses keluar masuk agar tidak terjadi kerumunan. Selain itu panitia juga akan meminta jemaat untuk menunjukkan kartu jamaat yang sudah terdaftar.
”Sebelum dan setelah misa selesai nanti akan kita semprot desinfektan. Pokoknya prokes kita perketat dan selalubkita jalankan. Jangan sampai ada persebaran Covid-19,” tandasnya.
Sementara itu, Penyelenggara Bimas Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Sleman Ismulyadi mengatakan bahwa terhitung ada 18 Gereja Katolik Induk atau Paroki se-Kabupaten Sleman yang akan merayakan natal mendatang. Terkait dengan pelaksanaan yang masih di tengah pandemi Covid-19, secara hirarkis ada dalam karya Gerejawi Kevikepan DIY wilayah Barat dan Timur termasuk Keuskupan Agung Semarang.
Selanjutnya hal itu akan mengacu pada Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Penanganan Dampak Covid-19 Kas Nomor 1301/A/X/2020-51 yang disesuaikan dengan SE Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2020.
“Panduan teknis pencegahan dan pengendalian Covid-19 perayaan itu juga ada di Gereja Katolik setempat,” jelas Ismul.