SuaraJogja.id - Akun Twitter @titiknol_jogja mengajak warganet dan para pedagang di kawasan wisata malioboro untuk membuat gerakan Lockdown keprihatinan Sampah dan Pandemi 2020. Menjelang perayaan tahun baru, akun tersebut mengajak para wisatawan maupun pedagang dan pengelola objek wisata untuk menjaga kebersihan dan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.
Dalam cuitannya, akun @titiknol_jogja mengajak turis maupun masyarakat lokal untuk membuat kesepakatan. Pada malam tahun baru 2021 untuk tidak berpergian dan nongkrong-nongkrong. Ia juga meminta bagi pengusaha dan pedagang untuk ikhlas bersedekah rejeki malam tahun baru Kamis (31/12/2020) sejak pukul 18:00 hingga Jumat pagi (1/1/2021) pukul 06:00 untuk melakukan aktivitas Lockdown Keprihatinan Sampah dan Pandemi 2020.
"Pribumi, turis ataupun gentho lokalan mari kita sepakati malam tahun baru 2021 tidak kluyuran dan nongkrong-nongkrong. Bagi pengusaha dan pedagang mohon ikhlas sedekah rejeki malam tanggal 31/12 pukul 18.00 sampai pagi 01/01 pukul 06.00 WIB. Lockdown keprihatinan Sampah dan Pandemi 2020," tulis akun @titiknol_jogja.
Selain pernyataan tertulis, akun @titiknol_jogja juga membagikan tangkapan layar sebuah artikel yang menyatakan, jika perayaan tahun baru 2020 di Yogyakarta menyisakan 15 ton sampah. Itu merupakan jumlah yang cukup besar dan memprihatikan. Selain alasan sampah yang menggunung usai perayaan tahunan tersebut. Masih berada dalam situasi pandemi juga ikut diperhatikan. Setelah 10 bulan berlalu, masyarakat diminta untuk terus mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga:Pikiran Stres saat Liburan selama Pandemi Covid-19? Ini Saran Psikolog!
Sebelumnya, masyarakat Jogja juga dibuat kesulitan untuk membuang sampah harian mereka. Sebab, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup sejak Jumat (18/12/2020). Akibatnya beberapa Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) mengalami overload. Bungkusan-bungkusan sampah berbau tidak sedap juga berceceran hingga ke jalan raya. Salah satunya terjadi di sekitar Depo Lempuyangan.
Sejak diunggah Selasa (22/12/2020), ajakan untuk tidak beraktivitas dan mengurangi produksi sampah di malam tahun baru itu sudah disukai lebih dari 300 kali. Ada 200 lebih pengguna Twitter yang ikut membagikan ulang cuitan tersebut. Dari beberapa tanggapan yang disampaikan di kolom komentar, ada yang mendukung maupun menolak adanya kegiatan yang berdampak pada sektor ekonomi tersebut.
"Selain saya, ada bakul asongan. Tukang ronde, tukang becak, bakul sate. Bakul gelang acessoris emperan dan bakul cilik lainnya yang menanti rezeki malam tahun baru ini sudah lama sekali, sudah lama jungkir jempalik menghadapi perekonomian di masa pandemi," cuit akun @GeprekOmah.
"Dikon golek pangan dewe, dikon urip dewe, nak lockdown yo sekalian diuripi wargane. Dicukupi butuhe ben jenak nang omah. Jare wisatawan boleh datang, warga di rumah saja. Bos-bos neng pusat kae kon melu tanggung jawab (Disuruh cari makan sendiri, disuruh hidup sendiri, kalau lockdown ya sekalian dihidupi warganya. Dicukupi kebutuhannya biar enak di rumah saja. Bos-bos yang di pusat itu suruh ikut tanggung jawab-red)," komentar akyn @nisbian.
"Kalau Polisi, TNI, Satpol-PP, hansip bisa kerahkan semua dan berlakukan jam malam pasti aman terkendali. Tapi sepertinya hampir mustahil dab," tanggapan akun @wokgawok.
Baca Juga:Digelar Virtual, Ini Komunitas Otomotif Peraih Garda Oto Community Award
Sementara akun @arifwibawadi mengatakan, "Nek do sepakat kabeh ke yo malah apik. Tapi nak cuman dihimbau atau disarankan yo mesti akeh wegahe. Yakin aku (Kalau pada sepakat semua ya malah bagus. Tapi kalau cuma dihimbau atau disarankan ya pasti banyak tidak maunya-red)."