SuaraJogja.id - Aksi kebut-kebutan yang dilakukan setiap malam oleh puluhan remaja di Jalan Wonosari-Yogyakarta tepatnya di Padukuhan Kranon, Kalurahan Kepek, Kapanewonan Wonosari, Gunungkidul memakan korban jiwa. Rabu (6/1/2021) malam, salah seorang remaja peserta kebut-kebutan terlibat tabrakan dengan warga sekitar.
Akibat kecelakaan tersebut, keduanya terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun akibat luka yang diderita cukup parah, nyawa warga Kranon tak bisa diselamatkan oleh tim dokter yang menanganinya.
Kanit Laka Lantas Polres Gunungkidul, Iptu Soni Yuniawan menuturkan, kecelakaan tersebut bermula ketika sepeda motor AD-5942-PM yang dikendarai oleh Alam (18) Pelajar pelajar asal Padukuhan Tompak, Kalurahan Ngawu, Kapanewonan Playen melaju dari arah Barat/Yogya menuju arah Timur/Wonosari dengan kecepatan tinggi.
"Sesampainya di tempat kejadian di mana jalan lurus tepatnya, ada warga setempat keluar dari gang menggunakan sepeda motor matik,"terangnya, Kamis (7/1/2021) ketika dikonfirmasi.
Baca Juga:Paranormal di Gunungkidul Dikibuli Kelompok Penipu, Uang Jutaan Rupiah Raib
Sepeda motor matik AB 9148 YX yang dikendarai oleh Devina Galuh Dewandaru (20) warga Padukuhan Kranon, Rt 003/006, Padukuhan Kepek, Kapanewonan Wonosari bermaksud untuk menyebrang ke kanan. Karena jarak yang terlalu dekat sehingga tabrakan tak bisa dihindarkan.
Kedua pengendara langsung tersungkur di tengah jalan, sementara helm milik Devina sampai terlepas. Alam, pelajar asal Tompak mengalami luka lutut lecet, bibir dan dahi sobek. Sementara Devina pengendara sepeda motor matik mengalami cedera berat di bagian kepala.
"Kedua pengendara sepeda motor tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit RSUD Wonosari untuk mendapatkan perawatan intensif,"tambahnya.
Namun akibat luka yang dideritanya cukup parah, pengendara sepeda motor matik Devina akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Dokter yang menanganinya tak bisa berbuat banyak sehingga nyawanya tidak tertolong. Rencananya jenazah akan dimakamkan hari ini, Kamis (7/1/2021) di pemakaman setempat.
Berdasarkan informasi di lapangan menyebut jika lokasi tersebut sering dijadikan ajang berkumpul dan kebut-kebutan remaja. Bahkan hampir setiap hari lokasi tersebut dipenuhi para pecinta motor untuk kebut-kebutan.
Baca Juga:TKI Gunungkidul Meninggal Dunia di Taiwan Saat Berlayar Mencari Ikan
Warga Kranon, Abram Arya Perdana (19) menuturkan korban Devi adalah teman satu band dengan dirinya. Waktu itu Devi baru saja pulang kerja mau ke tempatnya untuk latihan band. Waktu itu ia dan beberapa temannya satu band berada di rumah.
"Tiba-tiba ada motor suara brakk. Saya emosinya karena gak suka ada yang suka jamping-jampingan di situ,"ujarnya.
Beberapa saat kemudian mobil ambulans datang untuk mengevakuasi kedua korban. Sempat terjadi kericuhan antara warga sekitar dengan remaja bermotor yang banyak berkumpul di pinggir jalan. Beruntung warga sekitar tidak ringan tangan.
"Kami berusaha nggak main tangan. Ada yang tanya ini devi, helm nutupin wajah tengkurep, saya lihat ternyata devi. Sempat ricuh. Soalnya warga disana lebih kepancing emosi karena sering digunakan untuk jumping dan balapan," tambahnya.
Abram mengatakan ada temannya yang berada di sebuah salon yang melihat sebelum terjadi tabrakan, pelajar tersebut memang terlihat memacu kendaraannya cukup kencang mencoba kemampuan sepeda motornya. Sebelumnya remaja tersebut terlihat mengangkat roda depan motornya ketika tengah melaju.
Ia berharap kepada pemerintah ataupun aparat penegak hukum untuk menindak tegas remaja yang sering balap liat di ruas jalan tersebut. Sebab, suaranya yang menggelegar tengah malam sangat mengganggu ketetraman warga sekitar.
"Itu juga membahayakan pengguna jalan lain. Agar jangan ada korban lagi, pak polisi mohon itu ditindak tegas. Saya pernah lapor cuma belum ada tindakan tegas,"ungkapnya.
Kontributor : Julianto