Tak Surut Akibat Pandemi, Reparasi Spring Bed Sutikno Malah Makin Moncer

Idenya muncul saat ada permintaan dari dua hotel besar di Kota Yogyakarta yang sedang membutuhkan jasa reparasi spring bed.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 11 Januari 2021 | 12:10 WIB
Tak Surut Akibat Pandemi, Reparasi Spring Bed Sutikno Malah Makin Moncer
Seorang pegawai mereparasi spring bed rusak di wilayah Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Minggu (10/1/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Sutikno bersyukur, ketika banyak usaha surut bahkan bangkrut akibat pandemi Covid-19, usaha reparasi furniturnya masih tetap berjalan, bahkan tumbuh dan berkembang, sehingga Sutikno tidak harus mengurangi jumlah karyawan.

"Selama pandemi, karyawan reparasi hanya 8 orang. Semuanya bekerja sesuai arahan saya untuk memenuhi permintaan konsumen," terang dia

Selama ini, lanjut Sutikno, banyak konsumen merasa senang dengan jasanya. Sebab, pengerjaan reparasi kasur tidur itu dilakukan dengan baik dan teliti.

"Sejauh ini tidak ada komplain, konsumen puas. Bahkan, banyak yang tidak menyangka hasilnya kok bisa sebagus ini. Karena direparasi, jadi lebih hemat," ungkapnya.

Baca Juga:Bantul Berlakukan PTKM, 2 Terobosan Disdikpora di Masa Pandemi Ditiadakan

Jasa reparasi spring bed memang membutuhkan ketelitian. Kasur yang akan direparasi awalnya harus dibongkar. Selanjutnya dilakukan pengecekan kondisi, mulai dari busa hingga per.

"Jika ada per yang rusak maka kami langsung ganti. Selanjutnya, setelah semua baik, spring bed akan dirakit kembali dengan menambahkan karpet sebagai peredam antara per dan busa. Estimasi pengerjaan memakan waktu 7-10 hari," tambah dia.

Menurut Sutikno, kerusakan yang kerap terjadi pada spring bed ada dua, yakni per yang lemah dan cover sobek. Untuk cover pengganti, konsumen bisa memilih sendiri sesuai dengan selera. Sutikno menyediakan banyak varian warna dan jenis di bengkel reparasi miliknya.

Ditanyai terkait harga, hal itu disesuaikan dengan tingkat kerusakan dan cover pengganti yang dipilih oleh konsumen. Tetapi umumnya, dihargai antara Rp800 ribu hingga Rp1,2 juta.

"Sekarang banyak sekali permintaan. Kami saja sampai kewalahan," terang dia.

Baca Juga:Pemkab Bantul Izinkan Warga Gelar Hajatan Selama PTKM, Ini Persyaratannya

Meski tak terdampak Covid-19, pihaknya berusaha untuk tetap bergerak. Tak hanya untuk dia, tetapi seluruh karyawannya agar tetap bertahan hidup di situasi saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak