Beredar Kabar Ratusan Karyawan RPA Positif Covid-19, Ini Kata Dinkes Sleman

Dikabarkan ada sebanyak 450 karyawan di rumah pemotongan ayam atau RPA di Sleman positif covid-19.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 20 Januari 2021 | 10:19 WIB
Beredar Kabar Ratusan Karyawan RPA Positif Covid-19, Ini Kata Dinkes Sleman
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

SuaraJogja.id - Warga Sleman sempat dibuat resah dengan kabar bahwa ratusan karyawan di pabrik Group Rumah Pemotongan Ayam (RPA) di kawasan Jalan Gito Gati No.9, Grojogan, Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Sleman terkonfirmasi positif Covid-19. Kabar meresahkan tersebut mulai tersebar melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp Grup.

Di dalam pesan singkat yang sudah berulang kali dibagikan tersebut tertulis bahwa sampai dengan tanggal 16 Januari 2021 terdapat kurang lebih 170 orang yang sudah melakukan rapid tes antigen sebab terindikasi Covid-19. Hasilnya sekitar 99 karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Puluhan karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu disebutkan disebutkan tertular saat karyawan sedang istirahat dan makan. Sementara jumlah karyawan keseluruhan sendiri mencapai kurang lebih 460 orang dan masih terus dilakukan tes untuk karyawan lain.

Kabar ini rupanya tidak ditampik oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo saat dikonfirmasi awak media, Rabu (20/1/2021). Dari info yang pihaknya dapat, semua karyawan yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test antigen bukan swab PCR.

Baca Juga:Tak Ada Sanksi, Ini Cara Dinkes Sleman Atasi Penolak Vaksin Covid-19

"Infonya baru positif rapid tes antigen saja bukan PCR," kata Joko.

Joko menjelaskan semua karyawan yang bekerja di RPA tersebut telah melakukan tes cepat antigen beberapa waktu lalu. Hasilnya total yang dinyatakan positif antigen sebanyak 102 orang dari semua karyawan.

Ditambahkan Joko, dari semua karyawan yang hasil rapid test antigennya positif tidak ada atau menunjukkan gejala apapun. Hal itu membuat ratusan karyawan tadi langsung melakukan isolasi mandiri saja.

"Yang bergejala diperiksa PCR. Kebetulan tidak ada yang bergejala sehingga langsung isolasi mandiri semua," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Joko turut menyampaikan terkait kondisi perkembangan status Covid-19 di wilayah Sleman. Menurut catatannya tiga kecamatan yang ada di Sleman sudah masuk ke zona oranye namun sisanya masih di dalam zona merah.

Baca Juga:Dinkes Sleman Targetkan Vaksinasi Tahap Pertama Selesai Lima Hari

Tiga kecamatan yang sudah berubah dari zona merah ke zona orange, yakni kecamatan Prambanan, Kalasan dan Turi. Sementara 14 kecamatan lainnya di Sleman masih zona merah termasuk Ngaglik yang berubah dari oranye menjadi merah.

Joko menuturkan bahwa klasifikasi zonasi di Sleman ini didasari pada tingkat angka penularannya yang terbagi menjadi tiga parameter. Mulai dari kasus postif, kasus sembuh dan kasus kematian.

“Dari tiga parameter tersebut, tiga kecamatan yakni Prambanan, Kalasan, dan Turi  angka penularannya antara 0-0,99 atau dapat dikontrol, sehingga yang tadinya merah menjadi orange dan 14 kapenewon, masuk zona merah, sebab angka penularannya di atas angka 1,” terangnya.

Ditambahkan Joko, status tersebut akan terus berubah secara dinamis setelah 14 hari. Jika memang wilayah yang bersangkutan angka penularannya tetap di bawah 1 maka zona oranye akan menjadi kuning dan begitu seterusnya.

"Intervensi akan terus dilakukan untuk menekan angka penularan tersebut bisa menjadi di bawah angka satu. Sehingga nanti Sleman secara keseluruhan bisa keluar dari zona merah," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak