SuaraJogja.id - Nama Partai Demokrat tengah ramai dibicarakan di ranah politik lantaran munculnya dugaan kudeta yang akan dilakukan oleh beberapa pihak. Munculnya beberapa foto yang menunjukkan adanya pertemuan di antara kepala pimpinan pusat dan daerah dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dinilai menjadi pemicu mencuatnya dugaan kudeta partai dernuansa biru tersebut.
Ramai dibicarakan oleh masyarakat, Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD menampik beredarnya hoax yang menyatakan jika dirinya bersama dengan sejumlah menteri lainnya memberikan restu atas tindakan kudeta yang dilakukan oleh beberapa pihak.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @momahfudmd, sarjana Fakultas Hukum UGM ini menyanggah berita bohong yang disebut beredar di antara masyarakat. Ia menegaskan, jika dirinya tidak pernah membicarakan mengenai kudeta partai tersebut dengan Moeldoko ataupun orang lain.
"Ada isu aneh, dikabarkan beberapa menteri, termasuk Menkopolhukam Mahfud MD, merestui Ka. KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB. Wah, mengagetkan, yakinlah saya tak pernah berbicara itu dengan Pak Moeldoko maupun dengan orang lain. Terpikir saja tidak, apalagi merestui," tulis Mahfud dalam cuitannya.
Baca Juga:Indeks Persepsi Korupsi RI Turun, Mahfud MD: Its Okay, Itu Selalu Muncul
Menurutnya, berita bohong yang beredar tersebut adalah hal yang aneh. Secara pribadi, Mahfud saja tidak pernah memikirkan mengenai hal itu. Apalagi sampai merestui agar Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono, putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada era keterbukaan komunikasi yang dapat dikendalikan oleh masyarakat saat ini, Mahfud menilai sulit untuk dipercaya kepemimpinan sebuah partai. Terutama yang sudah berkembang besar seperti Partai Demokrat, bisa dikudeta seperti itu. Menurutnya, jabatannya tidak bisa digunakan untuk sekedar memberikan restu. Bagian internal dari partai tersebut sendirilah yang harus tetap solid dalam situasi dan kondisi saat ini.
"Di era demokrasi yang sangat terbuka dan dikontrol oleh masyarakat seperti sekarang ini sulit dipercaya kepemimpinan partai, apalagi partai besar seperti PD bisa dikudeta seperti itu. Jabatan menko tentu tak bisa digunakan dan pasti tidak laku untuk memberi restu. Yang penting internal PD sendiri solid," tulis Mahfud dalam utasnya.
Sejak diunggah Selasa (2/2/2021), cuitan Mahfud yang menampik tudingan dirinya memberikan restu kepada proses kudeta Partai Demokrat itu sudah disukai lebih dari 3000 pengguna Twitter. Selain itu, ada 700 lebih yang ikut membagikan ulang cuitan itu. Tidak sedikit juga ikut memberikan tanggapan di kolom komentar.
"Sepertinya Ksp moeldoko ambil alih partai demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024, lantas siapa kira kira tokoh intelektual di balik ini, perlu di usut prof," tulis akun @Qadr*****.
Baca Juga:Mahfud MD Tanggapi Hinaan Natalius Pigai, Roy Suryo: Diragukan Ketegasannya
"Sudah gak aneh pak dengan partai yang satu ini. Selalu baperan dan playing victims . Padahal waktu @SBYudhoyono
menjadi president dua periode, tidak ada sama sekali @jokowi mengganggu beliau. Presiden sibuk memerangi Covid 19, partai mereka sibuk bikin Gaduh dan sensasi," komentar akun @leanala********.
"Itu namanya cari perhatian Pak. Elektabilitas AHY bukannya naik malah semakin menurun. Apalagi sekarang sudah ada Risma yang lagi naik naiknya. Saingan AHY di 2024 rata rata sekarang menduduki jabatan publik. Di pilpres nanti tinggal debat apa yang telah dikerja. Sedangkan AHY?," tanggapan @BusranM*****.
Sementara akun @rahmat**** mengatakan, "Mungkin bapak betul tidak memberi restu tapi bisa saja diklaim sama yang berencana mengambil alih Partai Demokrat telah direstui. Saya heran lihat orang yang sudah tua tapi ambisi politiknya masih tinggi, haus kekuasaan. Apabila benar berarti Moeldoko bagaikan kacang lupa kulitnya."