Kala itu para mahasiswa menyebutnya dengan berbagai istilah, mulai dari ayam dibejek hingga digejrot.

Namun, sang juru masak akhirnya memilih menyebut menu itu dengan nama "ayam geprek".
Ciri khas ayam geprek Jogja
Selain ayam digeprek sampai hancur, ciri khas ayam geprek Jogja juga terletak pada racikan bumbu yang menjadi sambalnya.
Baca Juga:Viral Bule Penjual Mi Ayam di Jogja, Jatuh Bangun dengan Suami Saat Pandemi
Tak neko-neko, ayam digeprek hanya dengan bahan-bahan sambal bawang: cabai, bawang putih, garam, dan penyedap rasa. Terkadang terasi dan tomat juga ikut dimasukkan sesuai selera.
Sementara itu, menurut keluhan sejumlah warganet, ayam geprek Jakarta seringkali ditambah bawang merah dan bahan-bahan lainnya.
Tak hanya itu, kebanyakan warung ayam geprek Jogja memiliki konsep prasmanan, di mana pembeli bisa memilih sendiri ayam yang mereka mau.
Harganya pun sangat terjangkau, rata-rata tak sampai Rp15 ribu untuk setiap porsi ayam geprek.
Kini warung yang menjual menu serupa pun sudah menjamur.
Baca Juga:Beda Ayam Geprek di Jogja dan Jakarta, yang Satu Cuma Digeprek Dua Kali
Di Jogja sendiri, selain Bu Rum, warung ayam geprek yang tak kalah populer antara lain Ayam Geprek Bu Made, Preksu, sampai Ayam Geprek Mas Kobis.