Pakar UGM Ungkap Dampak Terburuk Munculnya Varian Baru Corona di Indonesia

Penularan yang terjadi secara terus menerus, kata dr Bayu, membuat potensi virus untuk bermutasi kian besar.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 24 Februari 2021 | 09:57 WIB
Pakar UGM Ungkap Dampak Terburuk Munculnya Varian Baru Corona di Indonesia
[Unsplash/Markus Spiske]

SuaraJogja.id - Kemunculan varian baru virus corona -- penyebab Covid-19 -- berpotensi besar muncul di Indonesia.

Kemungkinan varian atau strain baru virus tersebut diungkapkan epidemiolog UGM dr Bayu Satria Wiratama.

Sayangnya, kata Bayu, kemungkinan munculnya varian baru virus corona itu tak sejalan dengan kemungkinan untuk bisa mendeteksinya.

“Kemungkinannya sangat besar, tapi kemungkinan kita bisa mendeteksinya kurang begitu besar,” ungkapnya, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga:Satgas Pastikan Mutasi Covid-19 Asal Inggris Belum Ada di Indonesia

Berdasarkan rilis UGM, Bayu mengatakan, kondisi tersebut disebabkan oleh kegiatan surveilans genomik SARS-CoV-2 di tanah air, yang saaat ini belum maksimal.

Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap genomik virus corona baru masih sangat kecil.

“Baru sekitar 0,03 persen dari seluruh sampel kita, masih kecil,” ujar dia.

Bayu menambahkan, potensi munculnya strain baru Covid-19 made in Indonesia cukup besar karena penularan Covid-19 di Indonesia masih aktif dan cukup luas di berbagai wilayah.

Penularan yang terjadi secara terus menerus membuat potensi virus untuk bermutasi kian besar.

Baca Juga:Peringatan! Varian Covid-19 Afrika Selatan Akan Datang Beberapa Gelombang

Terlebih, lanjutnya, virus SARS-CoV-2 merupakan tipe virus RNA seperti virus influenza, yang mudah bermutasi.

“Dampak paling serius adalah kita akan terus menerus mengembangkan vaksin. Sebab, mutasinya tidak pernah bisa secara efisien dihentikan oleh vaksin sebelumnya dan penularan akan terus berlanjut,” paparnya.

Bayu lantas menekankan, pemerintah perlu terus meningkatkan strategi 3T yakni testing, tracing, dan treatment.

Upaya tersebut bertujuan untuk menekan transmisi dan mengantisipasi munculnya varian baru virus SARS-CoV-2.

Sementara itu, masyarakat juga harus patuh melaksanakan 5M, antara lain memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, serta menghindari kerumunan.

“Mutasi virus ini bisa terjadi karena 3T dan 5M yang masih lemah. Walaupun mutasi terjadi sifat penularannya sama jadi tetap bisa dicegah dengan 5M,” jelas Bayu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak