Kenangan Eks Ketua PB HMI MPO ke Sosok Artidjo Alkostar, Tegas dan Teladan

Jenazah Artidjo Alkostar akan dimakamkan di komplek makam UII di Jalan Kaliurang, Yogyakarta

Galih Priatmojo
Senin, 01 Maret 2021 | 08:55 WIB
Kenangan Eks Ketua PB HMI MPO ke Sosok Artidjo Alkostar, Tegas dan Teladan
Artidjo Alkostar (Kolase foto/Twitter/@mazzini_gsp/Suara.com/@Ummi Saleh)

SuaraJogja.id - Berpulangnya anggota Dewan Pengawas KPK Artidjo Alkostar menyisakan rasa kehilangan yang mendalam, bagi koleganya. Demikian pula dirasakan oleh mahasiswa almarhum, sekaligus eks Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPO) 2018-2020, Zuhad Aji Firmantoro.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) itu, mengaku selalu terkenang dengan interaksinya yang begitu tanpa sekat, kala bersama dengan mendiang. Seingat Aji, kala itu ia dan teman-temannya baru saja menyelesaikan kelas mata kuliah hukum Hak Asasi Manusia bersama Artidjo sebagai dosennya.

"Jadi aku itu saat itu adalah orang yang tidak menyukai aktivitas demonstrasi, walau aku merupakan kader HMI MPO di komisariat FH UII. Lalu usai kelas, bang Ar masih membenahi bahan ajar, aku mendekatinya sendirian dan mengajukan pertanyaan," kata dia, sebelum seremoni penghormatan terakhir bagi mendiang Artidjo Alkostar, Senin (1/3/2021).

Terang-terangan Aji bertanya perihal apa pentingnya demonstrasi bagi mahasiswa. Jawaban Artidjo yang belakangan menjadi inspirasi Aji dalam berorganisasi, hingga kini.

Baca Juga:Keputusan Pimpinan KPK dan Dewas, Artidjo Alkostar Dimakamkan di Situbondo

"Wah, di situ agak dibentak aku. Bang Ar bilang 'Anda itu aktivis kok enggak mau demo?'. Nah, menurut bang Ar, demonstrasi itu bagi mahasiswa, selain mengekspresikan pendapat dan pikirannya, mereka itu sedang mengedukasi khalayak ramai," tutur Aji.

Edukasi yang dimaksud adalah, bahwa hak mengemukakan pendapat di muka umum, hak berpikir, hak berekspresi itu sudah dijamin oleh negara.

Setelah mendengar jawaban Artidjo, dosen FH Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta ini menjadi orang yang berani untuk ikut berdemonstrasi.

Hal lain yang dikenang Aji adalah, bang Ar di matanya adalah sosok yang suka memberikan teladan. Almarhum bukan orang yang suka menyuruh, imbuh Aji.

"Ibaratnya kalau dia nyuruh salat, beliau itu salat dulu atau ngajaknya bersama-sama (berjemaah). Jadi gak hanya nyuruh salat. Utama lagi dalam konteks, mengajari kita dalam mempelajari HAM. Dia sudah lebih dulu memperjuangkan HAM, bahkan sejak orba," ungkapnya.

Baca Juga:Meninggal Hari Ini, Mahfud MD Beberkan Sakit yang Diderita Artidjo Alkostar

Di akhir obrolan, Aji mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Rektor UII Prof.Fathul Wahid mengungkapkan, keluarga besar UII berduka mendalam, karena pak Ar adalah teladan dalam banyak hal integritasnya, kesederhanaannya dan banyak hal lain.

"Sehingga kami sangat merasa kehilangan. Tapi karena ini sudah yang terbaik dari Allah, maka kami harus mengikhlaskan dan mendoakan beliau mudah-mudahan beliau mendapat yang terbaik, husnul khatimah," ungkapnya.

Fathul menambahkan, dengan izin Allah, pihak keluarga besar UII, kolega, murid dan orang yang mencintainya, menjadi saksi bahwa beliau adalah orang yang baik.

"Kami mohon doa semua bangsa Indonesia, agar pak Ar mendapatkan rahmat dan maghfirah Allah SWT," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Artidjo Alkostar meninggal dunia pada Minggu (28/2/2021). Sedianya almarhum disemayamkan di auditorium Abdul Kahar Mudzakkir dan dimakamkan di kompleks makam UII, Kaliurang, Senin (1/3/2021).

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini