SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus dikeluarkan ada juga awan panas guguran yang teramati.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, menuturkan pada periode pengamatan sehari tepatnya pada Selasa (2/3/2021) mulai pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati 39 kali guguran lava. Jarak luncuru lava tersebut mencapai maksimum 1.300 meter atau 1,3 kilometer.
"Teramati 39 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.300 meter ke arah barat daya. Lava itu masih tetap terlihat bepijar saat malam hari," kata Hanik dalam keterangannya, Rabu (3/3/2021).
Sementara itu untuk awan panas guguran dalam periode pengamatan yang sama terjadi sebanyak 2 kali. Dengan jarak luncur maksimum hingga 1.900 meter atau 1,9 kilometer dan semua mengarah ke barat daya.
Baca Juga:Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran dan 18 Kali Lava Pijar
Kejadian awan panas guguran terbaru tepatnya berlangsung pada Selasa (2/3/2021) tepatnya pukul 05.11 WIB. Estimasi jarak luncur saat itu adalah 1.900 meter ke arah Barat Daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Lalu awan panas guguran kedua muncul tak lama berselang tepatnya pada pukul 05.29 WIB. Kali ini jarak luncur maksimum lebih pendek yakni hanya mencapai 1.200 meter yang tetap ke arah barat daya.
Sementara itu, Hanik mengatakan dalam pengamatan terbaru aktivitas Gunung Merapi periode Rabu (3/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB juga terjadi luncuran lava. Luncuran lava dari puncak Gunung Merapi itu terjadi sebanyak 8 kali.
"Teramati guguran lava pijar 8 kali dengan jarak luncur maksimum 1500 meter ke barat daya. Asap kawah tidak teramati," ucapnya.
Pada periode kali ini tidak teramati kejadian awan panas guguran yang muncul. Sedangkan untuk kegempaan tercatat kegempaan guguran sebanyak 39 kali serta kegempaan hembusan sebanyak 3 kali.
Baca Juga:Jumat Pagi Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,5 Km
Hanik menambahkan potensi bahaya masih dalam rekomendasi yang sama yakni bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.