Memecahkan Kode Rahasia ala Orang Jogja alias Boso Walikan

Sempat ramai di akhir 2019, tak sedikit yang beranggapan bahwa Anies Baswedan mengerti betul boso walikan Jogja.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 05 Maret 2021 | 08:15 WIB
Memecahkan Kode Rahasia ala Orang Jogja alias Boso Walikan
Ilustrasi boso walikan Jogja - (Suara.com/Rochmat)

Kendati begitu, menurut Paniradya Kaistimewan, bahasa ini sudah eksis sejak jauh di masa lalu, yaitu ketika masa penjajahan.

Sebelum dijadikan sebagai bahasa untuk menunjukkan keakraban dengan lawan bicara, sama lagi dengan bahasa G, boso walikan Jogja mulanya juga dipakai sebagai kode rahasia.

Konon, mulanya para pejuang di Jogja memakai boso walikan untuk mengelabui mata-mata kolonial yang mengerti bahasa Jawa supaya mereka tidak tahu apa yang sedang diobrolkan para pejuang Jogja ini.

Namun, bedanya dari bahasa G, boso walikan Jogja terenkripsi dengan metode penukaran pada aksara Jawa.

Baca Juga:Murni dan Autentik, Menu di Warung Burjo Ini Terkenal Legendaris

Jika rumus di slang G tinggal menyisipkan huruf "g", tidak begitu dengan boso walikan Jogja. Rumusnya sedikit lebih rumit.

Sesuai istilahnya, yang berarti "bahasa kebalikan", dalam rumus di boso walikan Jogja, setiap aksara dibalik menurut urutan dan barisnya.

Kawasan Tugu Pal Putih sudah bebas dari kabel-kabel di udara, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Kawasan Tugu Pal Putih sudah bebas dari kabel-kabel di udara, Selasa (15/12/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Bukan pakai alfabet A, B sampai Z, boso walikan Jogja berpatokan pada aksara Jawa alias Hanacaraka, sistem abjad yang dipakai orang Jawa.

Ada 20 aksara dasar di aksara Jawa: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, dan nga.

Untuk lebih mudah menghafal ke-20 huruf itu sesuai urutan, biasanya orang-orang Jawa mengucapkannya dengan pembagian empat baris: hanacaraka, datasawala, padhajayanya, dan magabathanga.

Baca Juga:Sst... Ada Kode Rahasia di Parasut Penjelajah Mars, Apa Itu?

Baris pertama ditukar dengan baris ketiga, dan baris kedua ditukar dengan baris keempat, tetapi urutannya di setiap baris tetap sama. Misalnya, "ha" berada di urutan pertama baris pertama, jadi diganti dengan urutan pertama baris ketiga, yaitu "pa". Contoh lainnya, di urutan ketiga baris kedua ada aksara "sa", sehingga pasangan aksara yang bisa ditukar adalah "ba", di urutan ketiga baris keempat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak