BPPTKG Akhirnya Bisa Ukur Volume Kubah Lava Gunung Merapi di Tengah Kawah

Hingga saat ini rata-rata pertumbuhan kubah lava di bagian tengah itu hampir menyentuh angka 13 ribu meter kubik per hari.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 19 Maret 2021 | 20:44 WIB
BPPTKG Akhirnya Bisa Ukur Volume Kubah Lava Gunung Merapi di Tengah Kawah
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) akhirnya telah berhasil mengukur volume satu kubah lava yang berada di tengah kawah Gunung Merapi. Beberapa waktu lalu angin dan cuaca masih menjadi kendala utama dalam pengukuran itu.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menuturkan, keberhasilan pengukuran ini dipastikan setelah drone diterbangkan pada Kamis (17/3/2021) lalu. Berdasarkan data yang diterima, estimasi volume kubah lava di tengah kawah tersebut sebesar 950.000 meter kubik.

“Berdasarkan hasil pemantauan drone pada Kamis (17/3/2021) diketahui kubah lava di bagian tengah kawah memiliki estimasi volume kubah sebesar 950.000 meter kubik dengan kecepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per hari,” kata Agus kepada awak media secara daring, Jumat (19/3/2021).

Dijelaskan Agus, hingga saat ini rata-rata pertumbuhan kubah lava di bagian tengah itu hampir menyentuh angka 13 ribu meter kubik per hari. Pertumbuhan itu juga dibarengi dengan perubahan ketinggian kubah lava tersebut.

Baca Juga:Update Merapi, Sehari Luncurkan 25 Kali Guguran Lava Pijar

Menurut data yang tercatat pada tanggal 1 Maret 2021 lalu, ketinggian kubah lava di tengah kawah itu setinggi 45 meter. Lalu pada pengamatan terakhir saat ini tingginya sudah mencapai 65 meter.

“Ketinggian kubah lava di tengah kawah bertambah 20 meter dan saat ini tingginya 65 meter dengan lebar mencapai 118 meter,” jelasnya.

Disampaikan Agus, bahwa saat ini kubah lava yang berada di tengah kawah Merapi tersebut masih terpantau mengalami pertumbuhan. Hal ini membuat potensi guguran yang akan muncul mulai dari lava hingga awan panas dimungkinkan ke arah Kali Gendol.

“Jadi kubah lava di tengah ini masih terus tumbuh. Aktivitas pijaran dan guguran lava juga sudah mulai terlihat dari lereng. Sehingga memang memungkinkan saja ke depan terjadi guguran dan awan panas ke arah Kali Gendol,” tuturnya.

Selain kubah lava di tengah kawah yang masih terus bertumbuh, kata Agus, volume kubah lava di sisi barat daya juga mengalami hal serupa. Walaupun memang jika dibandingkan volume kubah lava itu lebih kecil daripada yang ada di tengah.

Baca Juga:Update Merapi, Teramati 38 kali Guguran Lava Jarak Luncur Maksimal 1,2 Km

“Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 840.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 12.900 meter kubik per hari,” ucapnya.

Diketahui sebelumnya bahwa, Gunung Merapi dinyatakan sudah memliki 2 kubah lava. Satu kubah lava berada di sisi barat daya sedangkan satu lagi yang berada di tengah kawah.

“Pusat erupsi ada dua yakni di tebing barat daya dan tengah kawah. Hal ini merupakan kejadian unik pada erupsi Merapi kali ini,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Agus mengungkapkan dalam sepekan terakhir tepatnya pada tanggal 12-18 Maret 2021 Gunung Merapi mencatat kejadian awan panas guguran sebanyak 3 kali. Untuk jarak luncuran maksimum awan panas tersebut mencapai 1 kilometer.

Sementara untuk kejadian guguran lava tercatat sebanyak 211 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal mencapai 1.200 meter. Sejauh ini luncuran masih ke arah barat daya dan hanya 4 kali yang menuju ke dalam kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak