SuaraJogja.id - Wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto menjadi duka mendalam bagi keluarganya. Putra sulung dari amarhum KGPH Hadiwinoto, yakni Raden Mas (RM) Bambang Prastari cukup terpukul dengan kepergian sosok sang ayah.
"Jadi dengan kepergian beliau [KGPH Hadiwinoto] ini juga merasa lumayan terpukul. Apapun yang beliau rasakan tidak pernah ngendiko [bilang] sama sekali," kata Bambang ketika ditemui di rumah duka, Kamis (1/4/2021).
Bambang menceritakan sosok ayahnya adalah orang yang tidak pernah mengeluh dan meminta sesuatu. Justru malah beliau selalu memberi kepada orang lain dan keluarganya.
Gusti Hadi dinilai sebagai pribadi yang selalu memberikan kenyamanan untuk keluarganya. Hal itu juga yang membuat anak-anak yang dibesarkannya tidak pernah merasa was-was atau khawatir ketika ada beliau di tengah-tengah keluarga.
Baca Juga:Kenang Sosok Gusti Hadiwinoto, Sekda DIY: Beliau Pakar Soal Tanah Keraton
Tidak pernah mengeluhnya Gusti Hadi itu, merembet juga pada kondisi kesehatan yang tidak pernah diberitahukan kepada orang lain. Bahkan pihak keluarga pun tidak mengetahui apa-apa tentang sakit yang dideritanya.
"Termasuk bapak sesak kita tidak ada yang tahu. Dan akhirnya Kanjeng Gusti divonis serangan jantung itu saya kaget. Serangan jantung? Kok bisa? Ngga pernah ngomong. Makanya kita sekarang ini bingung serangan jantung ini darimana sebabnya. Karena beliau itu merasa sesuatu tidak pernah ngomong, sakit apa-apa ngga pernah ngomong," terangnya.
Bambang mengaku sempat berkomunikasi terakhir dengan ayahnya pada hari Senin lalu. Tepatnya saat Gusti Hadi diantar ke rumah sakit.
"Jadi hari Senin itu saya komunikasi dengan beliau terakhir kali bahwa beliau sudah serangan jantung pertama," ucapnya.
Sosok Gusti Hadi yang tak pernah mengeluh tadi masih tetap terlihat saat dihampiri oleh Bambang di rumah sakit. Bahkan Gusti Hadi sempat bersikeras untuk rapat meski kondisinya sedang tidak sehat.
Baca Juga:Adik Raja Keraton Jogja Gusti Hadiwinoto Wafat Karena Serangan Jantung
"Jadi wong beliau sudah pakai oksigen, semende gitu waktu saya datang. 'Kamu ngapain ke sini?' Ngendika-nya seperti itu. 'Saya harus ada rapat,' ya sudah ngga usah mikirin dulu, sekarang mikirin yang penting sehat dulu. Percuma rapat kalau ngga sehat. Saya bilang begitu," kenangnya.
- 1
- 2