SuaraJogja.id - Puluhan sopir truk dump mendatangi kantor Kalurahan Getas, Senin (10/5/2021) siang. Mereka menuntut pembayaran uang pembelian material yang telah dilakukan oleh pihak kalurahan tersebut. Mereka datang sembari membawa armada truk dan memarkirnya di jalan Playen -Dlingo yang berada di depan kantor kalurahan.
Para sopir terpaksa menggeruduk kantor kalurahan Getas karena sudah jengah dengan perilaku oknum pamong kalurahan tersebut. Pasalnya sejak bulan Desember 2020 lalu, pembayaran uang proyek belum dilaksanakan pihak kalurahan.
Purwanto (32) salah seorang sopir truk mengatakan, para sopir datang ke kantor kalurahan menuntut pembayaran pembelian material berupa batu, tanah urug dan juga pasir. Material tersebut digunakan untuk proyek rehabilitasi lapangan sepakbola kalurahan getas.
Proyek tersebut adalah kegiatan tahun 2020 yang lalu dan telah selesai dilaksanakan. Sebenarnya sesuai kesepakatan pembayaran akan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2020 yang lalu. Namun kenyataannya ternyata hingga saat ini, bulan Mei 2021 belum juga dibayarkan.
Baca Juga:Dua Pelaku Curanmor di Gunungkidul Diamankan, Satu Lainnya Masih Buron
"Setiap ditagih selalu mundur dan mundur,"ujar Purwanto, Senin (10/5/2021).
Setidaknya ada 20 sopir yang menyuplai kebutuhan material dalam proyek lapangan Sepakbola setempat. Masing-masing sopir menyuplai kebutuhan material yang berbeda karena tergantung jumlah yang dikirim. Namun Purwanto mengatakan rata-rata sopir menanggung kerugian Rp 15 hingga Rp 20 juta.
Purwanto menjelaskan harga tanah urug untuk proyek tersebut sebesar Rp 400 ribu, pasir Rp 1,5 juta dan batu sebesar Rp 700 ribu. Jika ditotal keseluruhan nilai material yang harus dibayarkan mencapai Rp 140 juta. Pihak sopir menuntut agar segera dibayarkan sehingga mereka tetap bisa beroperasi.
"Karena untuk memenuhi material itu kami juga harus modal. Itu juga duit hutang,"tambahnya.
Mereka bingung karena sudah berkali-kali datang ke kalurahan tersebut namun hanya janji yang didapatkan. Pihak kelurahan sendiri saling melempar tanggung jawab antara lurah dengan pamong desa yang mengurusi proyek tersebut.
Baca Juga:Tercemar Limbah Tahu, Sendang Bersejarah di Gunungkidul Tercium Bau Busuk
Penggarap proyek, Gayul mengatakan, ia diminta Lurah setempat, Pamuji dan staf Bendahara, Dwi Hartanto untuk mengerjakan proyek lapangan Desember lalu. Adapun jalan talud lapangan yang dikerjakan 232 meter dengan lebar 4 meter.
"Kira-kira menghabiskan dana sekitar 232 juta, material tok 180 juta. Kami merasa dibohongi perangkat Kalurahan Getas yang katanya mau dibayarkan paling lambat 20 Maret ini," ungkap Gayul.
Karena pembayaran yang dijanjikan tak kunjung cair, ia lantas mendatangi kantor lurah Getas untuk menanyakan kelanjutan dari pembayaran hutang material tersebut. Tak hanya Gayul, Sulistyo penyuplai urug juga menanyakan hal serupa karena puluhan supir truk yang ia bawa menagih janji pembayaran mendekati lebaran ini.
"Saya ingat betul drop material urug di lapangan tanggal 20 Desember, saya sebenarnya ya agak janggal, proyek kok dikerjakan akhir tahun, tapi mereka meyakinkan saya bahwa pencairan akan dilakukan pada Maret tapi sampai Mei belum ada kepastian," tutur Sulis.
Sulis menerangkan, ia juga menawarkan kepada driver truk siapa yang berani menyupllai dengan pembayaran Maret 2021. Sedikitnya ada 20 driver yang menyetujui untuk mengirimkan urug.
Sampai datang waktu yang dijanjikan, ia mencoba mencari Dwi Hartanto namun selalu tidak ada. Lurahnya pun mengatakan jika anggaran sudah dicairkan sesuai prpsedur namin realitanya tidak ada pencairan, kami datang ke kantor untuk klarifikasi.
Ia meminta, jika pihak kalurahan fair dan tidak ada kongkalikong, Lurah Getas segera melaporkan tindakan ini ke penegak hukum. Hal ini lantaran, para penyuplai bahan bangunan dan pekerja tidak mendapatkan haknya.
"Tapi yang menjadi keganjilan kenapa tidak mau melaporkan, kalau dilaporkan saya mau nalangi dulu ke driver dicicil sepuluh ribuan," ujar Sulis kesal.
Saat dikonfirmasi, Lurah Getas, Pamuji mengatakan, Dwi Hartanto sendiri merupakan staf bendaraha kalurahan. Kepada lurah, Dwi mengaku semua yang berhubungan dengan keuangan akan segera dibuatkan laporan dan direalisasikan.
"Setiap saya tanyakan selalu siap pak siap pak, pencairan sudah sesuai prosedur hanya uangnya dimana saya juga gak tau," tandas Pamuji.
Kontributor : Julianto