Dalam perkembangannya, pada 2-7 Mei 2021, Israel memerintahkan delapan keluarga Palestina meninggalkan rumah mereka di Syeikh Jarrah, untuk ditempati pemukim ilegal Israel.
"Penentangan terjadi di berbagai wilayah, termasuk perlawanan warga Palestina sendiri," tuturnya.
Bentrokan terjadi di Masjid Al-Aqsa, setelah pasukan keamanan Israel mengusir secara paksa. Selanjutnya, puluhan ribu umat muslim melaksanakan ibadah di tengah merebaknya aksi kekerasan. Mereka juga melakukan aksi damai penentangan pendudukan Syeikh Jarrah di kompleks tersebut.
Pada 10 Mei 2021, pasukan keamanan Israel memasuki kompleks Al-Aqsa untuk membubarkan jamaah masjid, berkaitan dengan perayaan Jerusalem Day oleh pemukim ilegal Israel.
Baca Juga:Konflik Israel Palestina Memanas, Akun Instagram Artis Israel Diserbu
Pemukim ilegal terus berusaha memasuki kompleks Al-Aqsa, meskipun tidak diperbolehkan menurut Perjanjian 1967.
Bentrokan mencapai puncaknya. Palestine Red Crescent Society mencatat sebanyak 278 jamaah masjid terluka. Israel juga melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, yang menewaskan 20 warga Palestina, termasuk di antaranya anak-anak, sebagai respons dari serangan roket militan Hamas ke Israel.
"Peristiwa Yerusalem dan pemberontakan rakyatnya di hadapan penjajah, perlu segera menjadi agenda prioritas dunia untuk dicarikan solusi terbaik," ungkapnya.
Untuk itu, maka diperlukan langkah kolektif antarnegara dan diplomasi yang konsisten, untuk menguraikan permasalahan di Yerusalem.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga:Hati Achraf Hakimi Remuk Lihat Konflik Israel-Palestina