"Kebutuhan oksigen di diy rata-rata normal 20-25 ton per hari. Saat pandemi naik jadi dua sampai tiga kali lipat. Per hari kita perlu 55 ton oksigen dan harus kerjasama karena tidak punya pabrik. Jadi [DIY] harus baik hati dengan jatim, jateng dan jabar," paparnya.
Tri Saktiyana menambahkan, Pemda berupaya mengatasi kedaruratan stok oksigen dengan kegotongroyongan semua pihak.
Karenanya, diharapkan sekat bisnis dan wilayah yang jadi kendala perlu dibuka supaya masalah stok oksigen bisa tertangani dengan baik.
Sebab, birokrasi bisnis selama ini menadi hambatan dalam penyediaan stok oksigen. Contohnya tangki milik distributor A tidak bisa diisi oksigen dari tangki distributor B karena berbeda perusahaan.
Baca Juga:Penambahan Covid-19 di DIY Tembus 1.615 Kasus, Diprediksi Belum Puncak Penularan
"Selain itu alat angkut juga terbatas, karena jadi sopir oksigen juga punya sertifikasi sendiri," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
