Cerita Kurniawan Lulus Sastra Arab Jadi Penangkar Satwa Liar, Jatuh Hati pada Hewan Reptil

Kurniawan dedikasikan hidupnya untuk melestarikan satwa

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Minggu, 22 Agustus 2021 | 15:24 WIB
Cerita Kurniawan Lulus Sastra Arab Jadi Penangkar Satwa Liar, Jatuh Hati pada Hewan Reptil
Kurniawan sedang memasukkan buaya muara ke dalam sebuah boks. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Sebuah pekarangan rumah yang terletak di Padukuhan Jati, Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Bantul menyimpan berbagai aneka satwa. Terdapat bangunan joglo di tengah pekarangan itu. 

Selepas ashar, Kurniawan (30) memakai baju warna abu-abu dan celana hitam keluar dari dalam rumahnya menuju pekarangan di belakang rumahnya. Saat memasuki pekarangan, ada sebuah papan bertuliskan Setra Gondo Mayit. Nama tersebut merupakan nama tempat konservasi yang mana ia menangkarkan hewan-hewannya. 

Diketahui Kurniawan adalah lulusan Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia lulus pada 2014 namun hidupnya didedikasikan untuk melestarikan satwa-satwa. 

Perkenalannya dengan hewan berawal pada 2014 silam, saat itu dia jatuh cinta dengan hewan reptil. Reptil yang pertama kali ia pelihara adalah ular sanca batik. 

Baca Juga:Dituding Hina Warga Indonesia, Youtuber Korea Selatan Sunny Dahye Lulusan FH UGM Jogja

"Itu ular pertama saya yang saya beri nama Surtikanti. Saya pelihara sejak kecil, sekarang panjangnya sekitar enam meter lebih. Untuk bisa mengeluarkan dari kandang paling enggak butuh dua orang," ujar Kurniawan saat berbincang dengan SuaraJogja.id pada Minggu (22/8/2021). 

Kemudian pada 2016, dia mulai sudah bisa menangkarkan ular sendiri yaitu Malayopython reticulatus atau sanca batik. Pada tahun ini telur ular yang bisa dia tetaskan hampir 20 ekor. 

"Setelah itu sampai sekarang enggak pernah absen menetaskan ular," terangnya. 

Kurniawan mengatakan, satwa-satwa yang ada dipelihara antara lain ular reticulatus, mackloti, cincin emas; kura-kura ada jenis emis, ambon, brazil, matahari; iguana; biawak; kadal salak; hingga gecko. 

Berkat aktivitasnya yang peduli dengan keberlangsungan hidup satwa-satwa yang dilindungi lantas pada 2018 ia mulai dilirik untuk jadi kader konservasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak saat itu dia punya tanggung jawab memberi edukasi serta sosialisasi ke masyarakat tentang hewan-hewan yang dilindungi maupun yang terancam eksistensinya karena perburuan liar. 

Baca Juga:Pustral UGM Soroti Proyek Padat Karya: Rawan Praktik Korupsi

"Kalau diburu terus, maka satwa-satwa tersebut akan punah, cepat atau lambat. Untuk itu dimulai dengan saya yang menangkarkan dilepasliarkan ke alam," jelas dia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak