Nestapa Pengayuh Becak di Jogja, Dicekik Pandemi Bertaruh Nyawa di Jalanan

Para pengayuh becak di Jogja harus bertaruh nyawa untuk menghidupi keluarga dan ancaman terpapar Covid-19

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 23 Agustus 2021 | 13:22 WIB
Nestapa Pengayuh Becak di Jogja, Dicekik Pandemi Bertaruh Nyawa di Jalanan
ilustrasi pengayuh becak. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]

"Ya sampai sekarang harus ekstra waspada. Kadang kami juga harus mengalah karena jika tidak, malah kami yang celaka," jelas dia.

Sekitar tahun 2012 pardi hampir terjatuh saat disalip oleh mobil di sekitar Jalan Bantul. Ketika dirinya berbelok, dari arah berlawanan juga muncul mobil yang berbelok ke jalan yang sama.

Pardi yang terkejut, otomatis menarik rem becak mendadak, mobil tersebut terus tancap gas dan menyenggol bagian depan becaknya.

"Saya misuh (mengumpat) ke mobil itu. Dia sempat berhenti pelan, lalu malah melanjutkan perjalanan lagi," kenang dia.

Baca Juga:Gelang Vaksin Disebut Tak Awet, Begini Penjelasan Pemkot Jogja

Untungnya tak sampai membuat becak sewanya rusak parah.

Pardi, pengayuh becak asal Bantul, DIY tengah melintas di sekitar Taman Parkir Ngabean,  Minggu (22/8/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]
Pardi, pengayuh becak asal Bantul, DIY tengah melintas di sekitar Taman Parkir Ngabean, Minggu (22/8/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Kisah pun berlanjut, Pardi cukup beruntung saat itu. Namun sekitar usianya menginjak 40 tahunan, momen mencari penghasilannya berujung pahit. Pardi dan dua penumpangnya terjungkal oleh pengendara motor yang diketahui sedang mabuk.

Tepatnya di sekitar Taman Parkir Ngabean pukul 21.00 wib. Kondisi jalan yang turun membuat laju becak makin kencang, dari arah berlawanan datang motor yang ikut melaju kencang hendak berbelok.

"Saya yakin dari awal bisa menabrak itu, akhirnya saya sedikit ke tengah karena motor mau belok. Bukannya belok malah ikut ke tengah, akhirnya tabrakan terjadi," kata dia.

Dua penumpang pria dan wanita mengalami luka lecet, Pardi mengalami luka lecet hingga memar di bagian tangan dan kaki. Pardi masih bisa berjalan dan menemui pengendara itu.

Baca Juga:Soal Aturan 2 Jam Berkunjung di Malioboro, Ini Respons Wisatawan dari Luar Jogja

Tak ada rasa bersalah dari pengendara motor, dalam kondisi hilang pikiran karena mabuk, pria tersebut menyalahi Pardi. Bahkan warga lain menuding Pardi yang salah saat itu.

"Iyalah pengendara di sana ternyata warga di dekat Ngabean itu. Ya sudah akhirnya saya semua yang tanggungjawab," keluh dia.

Ia menduga jika hampir semua pengayuh becak mengalami kejadian pahit seperti itu. Sehingga kewaspadaan yang perlu ia lakukan ketika di jalan raya.

Cobaan di tengah pandemi

Disinggung mengenai kondisi saat ini, Pardi mengangguk bahwa situasi sekarang bisa dibilang jauh lebih sulit ketimbang segala cerita yang pernah dialaminya.

Saat pandemi melanda, ia dalam sehari saja, berangkat pukul 06.00 wib sampai pulang pukul 15.00 wib pernah hanya 1 penumpang yang dia antar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak