SuaraJogja.id - Nama SMK Ki Ageng Pemanahan yang terletak di Jalan Parangtritis, Garselo, Patalan, Jetis, Bantul beberapa waktu lalu viral. Hal tersebut tak lepas dari aksi dr Tirta yang baru saja memborong dua motor listrik buatan mereka.
Lewat unggahan di akun Instagramnya pada 24 Agustus 2021 lalu, dr Tirta yang kondang sebagai relawan Covid-19 dan pemilik usaha Shoes and Care sempat memamerkan sebuah motor listrik unik. Ia menyebut bahwa motor tersebut merupakan buatan dan kreasi anak bangsa asal Yogyakarta.
"Hari ini dapat kabar, ada sebuah motor listrik kecil karya temen temen SMK KAP kerjasama dengan PT Chikal Bakal Mandiri di Yogyakarta. Saya tau dari mas piel. Hebatnya lagi ini prototype dibuat dari limbah! Serius! Motor listrik ini masih prototype, ya sebagai support #localpride saya memutuskan membeli 2 produk dari kawan kawan. Walau sistem pre order, ga masalah," tulisnya.
Seketika itu, SMK Ki Ageng Pemanahan jadi perhatian. Tak sedikit yang penasaran dengan karya motor listrik buatan para siswanya tersebut.
Baca Juga:Viral Dokter Klaim Tak Ada Diagnosis Penyakit Covid-19, Hingga Bikin Surat Pernyataan!
Kepala Bengkel SMK Ki Ageng Pemanahan, Wandee Purnomo saat ditemui SuaraJogja.id, mengatakan, motor listrik itu tercetus karena adanya program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk setiap SMK dianjurkan membuat suatu produk. Lantas produk itu yang dijadikan ikon sekolah tersebut.
"Jadi motor listrik itu produk unggulan SMK Ki Ageng Pemanahan Bantul," kata Wandee, Kamis (26/8/2021).
Produk yang dibuat harus ada kaitannya dengan jurusan yang ada sekolah itu. Sementara di SMK Ki Ageng Pemanahan Bantul punya dua jurusan yaitu mekatronika dan teknik komputer jaringan (TKJ).
"Karena ada aturan begitu jadi kami memikirkan produk apa yang sesuai dengan jurusan di sekolah ini," paparnya.
Pada awalnya mereka ingin membuat video elektronik atau videotron. Namun, akibat keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan keuangan, akhirnya diputuskan untuk membuat motor listrik.
Baca Juga:Viral Ahli Optik Panik Dapat Pesanan Lensa Kacamata -11, Ketebalan Bikin Syok
"Sebenarnya tidak langsung bikin listrik tapi videotron. Karena keterbatasan SDM dan keuangan, pada akhirnya bikin motor listrik. Untuk membuatnya kami bekerja sama dengan PT Chikal Bakal Mandiri," ujar dia.
Hand Made
Manajer PT Chikal Bakal Mandiri Dedy Swastika menjelaskan bahwa motor listrik ini merupakan buatan tangan, termasuk saat proses pengecatan. Motor listrik itu diberi nama SMK KAP.
Hal yang spesial dari motor listrik tersebut adalah dibuat dari barang-barang bekas seperti penutup CPU komputer, besi bekas, hingga shock bekas sepeda motor. Untuk bisa merampungkan motor listrik itu butuh waktu dua bulan.
"Kami mulai mengerjakan motor ini pada Mei sampai Juni 2021. Ada enam orang yang membuatnya, kami libatkan siswa SMK KAP," paparnya.
Spesifikasi motor listrik, sambungnya, memiliki bobot sekitar 80 kilogram. Panjang motor listrik 120 sentimeter dan lebar 50 sentimeter.
"Orang yang mau menaikinya maksimal berat badannya 120 kilogram," ujarnya.
Kelebihan lainnya adalah ditenagai dengan batu baterai A2 48 volt 18 Ah. Sehingga tidak terlalu berat saat dikendarai. Ihwal waktu pengisian baterai sampai penuh perlu waktu sekitar 1,5 jam.
"Bisa diisi dimana saja baterainya. Kalau baterainya sudah full jarak tempuhnya maksimal 30 kilometer dengan kecepatan maksimal 50-60 kilometer per jam. Nanti akan disempurnakan lagi karena ini masih prototype," katanya.
Menurutnya, sebelum menggandeng Dokter Tirta untuk membantu mempromosikannya. Pihaknya sempat berkunjung ke instansi, salah satunya DPRD Kabupaten Kulon Progo.
"Kemarin kami sudah ke DPRD Kulon Progo untuk tes drive sekaligus promosi. Setelah itu langsung menghubungi Dokter Tirt, saya bilang ke dia punya produk motor listrik karya siswa SMK KAP," terangnya.
Akhirnya mereka bertemu di Sleman sambil membawa motor listrik tersebut untuk diulas. Ia meminta Dokter Tirta untuk menilai apa kekurangan dan kelebihan produk tersebut.
"Kami minta untuk review tapi sampai sekarang dia belum menemukan kekurangannya. Saat pertemuan kemarin dia langsung pesan dua unit. Satu warna merah dan satunya kuning," katanya.
Diakuinya, Dokter Tirta dipilih untuk membantu mempromosikan karena dia seorang pengusaha yang membantu mengenalkan karya anak bangsa. Alhasil, katanya, dampak dari pertemuan tersebut memberi hasil yang positif.
"Setelah menggandeng Dokter Tirta, beberapa sudah ada yang pesan. Harga satu unit sepeda motor kami banderol Rp9-10 juta tergantung dengan kecepatannya. Kalau untuk yang kecepatan 110 km/jam tentunya harganya lebih tinggi," tuturnya.
Lolos tanjakan Cinomati
Saat melakukan uji coba, motor listrik itu dibawa ke Cinomati. Cinomati adalah ruas jalan di Bantul yang dikenal punya tanjakan curam.
"Kami uji coba di sana karena jalannya menanjak dan ternyata kuat," terang Wandee.
Adapun kendala yang ditemui saat uji coba adalah daya baterai yang langsung turun drastis. Pasalnya, perihal kelistrikan termasuk hal yang tidak mudah saat dipasang.
"Karena kabelnya itu kan terintegrasi dengan indikator yang menampilkan kecepatan kendaraannya. Untuk itu kami berusaha memfasilitasi motor listrik seperti motor pada umumnya," katanya.