Situs Diduga Stupa Candi di Perbukitan Prambanan Kerap Digunakan untuk Bertapa

bangunan diduga candi itu ditemukan di Bukit Mintorogo, Gayamharjo, Prambanan.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 September 2021 | 16:15 WIB
Situs Diduga Stupa Candi di Perbukitan Prambanan Kerap Digunakan untuk Bertapa
Struktur batuan menyerupai candi di Bukit Mintorogo, Dusun Gayam, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Struktur batuan diduga stupa candi yang ditemukan di Bukit Mintorogo, Dusun Gayam, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman menarik perhatian masyarakat. Tidak hanya dianggap tempat sakral tapi ada yang menjadikan situs itu untuk lokasi bertapa.

Ketua Pengelola Bukit Mintorogo, Brewok mengakui bahwa memang masyarakat sekitar telah menjadikan temuan situs diduga stupa candi itu sebagai tempat sakral. Sebab masyarakat menduga tempat itu dulunya juga digunakan untuk pertapaan.

"Warga sini dan sekitanya menganggap ini adalah pertapaan Bengawan Ciptoning yang selama ini juga banyak orang yang ke sini meminta apa, mungkin karena tempatnya yang sepi, enak dan luar biasa mungkin banyak yang terkabul," kata Brewok saat ditemui awak media, Kamis (2/9/2021).

Situs yang diduga stupa candi itu sebenarnya sudah ditemukan oleh warga beberapa waktu silam. Namun baru-baru ini saja warga mengetahui bahwa struktur batuan itu diduga cagar budaya. 

Baca Juga:Ke Candi Prambanan sama Pacar Bikin Putus Cinta? Berani Buktikan Mitos?

Sementara ini, kata Brewok, kawasan tersebut bahkan telah dibuka untuk wisata religi. Menurut rencana dalam waktu dekat situs ini juga bakal dijadikan sebagai cagar budaya.

"Kawasan ini untuk sementara digunakan sabagi wisata religi dan menurut rencana teman-teman purbakala nantinya akan dijadikan cagar budaya," ujarnya.

Brewok menyebut pembukaan dari pengelola sendiri sebagai wisata religi itu sudah dimulai sejak tahun 2013 lalu. Saat ini pun fasilitas pendukung untuk wisatawan telah tersedia.

Mengingat tempatnya yang berada di perbukitan Prambanan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten. Sarana dan prasarana semacam gardu pandang, tempat nongkrong, gazebo, tanah lapang untuk camping dan air juga telah disediakan.

"Banyak (yang ke sini) dan banyak yang dari luar daerah. Kalau yang di sini kan sudah terbiasa ke sini, kalau dari luar daerah itu kebanyakan mereka (datang) di malam jumat kliwon dan selasa kliwon," ucapnya. 

Baca Juga:Bikin Takjub! Obelix Hills Bersama Puskesmas Prambanan Siap Gelar Vaksin Gratis with View

Lebih jauh, Brewok menyebut kebanyakan orang yang mengunjungi situs tersebut menginginkan hidup yang tentram bahkan tidak sedikit yang ingin juga naik pangkat dalam karirnya.

"Tapi kebanyakan ingin hidup tentram karena mungkin keluarganya agak gimana jadi ingin keluarga bahagia," imbuhnya.

Sebelum dibuka atau diambil alih oleh pengelola sekarang, sebenarnya juga sudah banyak pengunjung yang datang ke sini. Namun tidak sedikit dari pengunjung yang semakin merusak temuan situs tersebut. 

"Makanya sekarang saya haruskan ketika mau ke sini harus melalui pengelola, kalau tidak saya ya anggota saya. Itu harus kalau tidak walaupun hanya bertapa di sini ya tetap saya usir sebab sudah banyak sekali pengunjung yang merusak di sini," tuturnya. 

Hal itu terlihat dari susuan batuan yang saat ini sudah berbeda dengan awalnya. Sekarang bentuk stupa candi yang sebelumnya agak terlihat, kata Brewok tidak lagi tampak.

"Bisa lihat sendiri batu-batunya sudah agak berserakan. Susunannya sudah lain, dulu itu di puncaknya masih ada susunan, sekarang uda tidak ada. Makanya kita ambil alih," sambungnya.

Pihaknya juga masih terus mencari sebaran formasi batuan yang ada di sekitar wilayah situs tersebut. Sebab juga sudah ditemukan ada batuan yang berada di bawah tebing.

"Ada jejak ke sana. Nanti rencananya hari berikutnya kita akan coba lagi lihat ke bawah," ucapnya.

Jika memang situs temuan ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, ia berharap juga akan dapat berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat sekitar. Terlebih dengan memanfaatkan potensi masyarakat sekitar baik dengan menjual hasil olahan makanan atau kerjainan kepada pengunjung yang datang 

"Ya semoga semakin banyak pengunjung di sini dan nanti bisa membuat masyarakat sekitarnya tambah sejahtera. Karena setelah ditetapkan jadi cagar budaya mestinya banyak pengunjung masuk ke sini," harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini