SuaraJogja.id - Selain restoran, coffee shop, hingga bioskop, tempat wisata tak jarang jadi lokasi muda-mudi sejoli menikmati quality time, tapi bagaimana begitu mereka tahu, ternyata tempat yang mereka kunjungi menyimpan mitos terkait kelanggengan hubungan mereka? Seperti Candi Prambanan, contohnya.
Terletak di Jalan Raya Solo-Yogyakarta, Kalurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, Candi Prambanan menjadi salah satu destinasi buruan wisatawan Jogja.
Biasanya, mereka yang punya hajat karyawisata ke Jogja--mulai dari sekelompok karyawan kantor, anak-anak sekolah, warga seperumahan, sampai anggota sebuah komunitas--memasukkan Candi Prambanan dalam jadwal perjalanan alias itinerary sebagai objek wisata yang wajib disinggahi.
Beberapa kali penulis sendiri mengalami, ketika bersama rombongan wisata ke Jogja, Candi Prambanan jadi destinasi utama. Kemudian beranjak dari sana, tujuan selanjutnya adalah Malioboro. Dua lokasi ini memang sudah menjadi ikon wisata sekitaran si kota gudeg.
Baca Juga:Tak Heran Obama Lahap, Mie Lethek Kuliner Ndeso Khas Bantul Ternyata Seistimewa Ini
Bukan saja rombongan wisatawan, mungkin juga ada sepasang kekasih yang memilih Candi Prambanan sebagai tempat kencan. Alam terbuka dengan gerombolan batu-batu candi berusia ratusan tahun itu memang menarik untuk menjadi latar belakang momen manis yang diabadikan ke dalam foto-foto bersama yang terkasih.
Entah, di antara mereka ada yang tidak tahu atau tidak peduli bahwa Candi Prambanan lekat dengan mitos yang berkaitan dengan asmara. Konon, hubungan sepasang kekasih tak akan berjalan lama hingga pernikahan jika mereka mengunjungi Candi Prambanan.
Dari yang paling umum tersebar di publik, legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso-lah yang menjadi awal berkembangnya mitos bahwa orang pacaran putus setelah ke Candi Prambanan.
Legenda Roro Jonggrang
Dalam legenda tersebut, Bandung Bondowoso terpikat pada kecantikan Roro Jonggrang dan ingin menikahinya. Namun, Roro Jonggrang tak mau menikah dengan pembunuh ayahnya itu. Lantas, putri Prabu Baka ini akhirnya membuat syarat karena terus-terusan dibujuk.
Baca Juga:Membedah Sejarah dan Mitos Plengkung Gading, Situs Sakral yang Kini Diberi Pagar
Sebenarnya ada dua syarat yang dibuat Roro Jonggrang untuk Bandung Bondowoso. Syarat pertama, yaitu membuat sumur Jalatunda, telah dipenuhi. Sementara itu, syarat kedualah yang kemudian melahirkan sejumlah candi; salah satunya Candi Prambanan.
Untuk syarat kedua, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi hanya dalam waktu satu malam. Demi bisa menikahi sang putri, Bandung Bondowoso pun menggunakan bantuan jin.
Singkat cerita, 999 candi sudah selesai dibangun sebelum fajar tiba, sehingga hanya kurang satu candi untuk memenuhi syarat agar Bandung Bondowoso bisa menikahi Roro Jonggrang.
Namun, saat itu Roro Jonggrang mendengar kabar bahwa candi ke-1000 hampir selesai dibangun. Ia pun mengakali Bandung Bondowoso dengan membuat suasana seakan hari sudah pagi.
Caranya, putri Kerajaan Baka ini membangunkan dayang-dayang dan meminta mereka untuk mulai menumbuk padi. Selain itu, dia juga memerintahkan supaya gundukan jerami dibakar di sisi timur.
Dengan begitu, suara berisik membuat seakan aktivitas di pagi hari sudah dimulai, dan cahaya dari timur mengesankan bahwa tak lama lagi matahari akan terbit, sehingga para jin kembali bersembunyi ke perut Bumi.
Karena taktik Roro Jonggrang itu, akhirnya Bandung Bondowoso hanya berhasil menyelesaikan 999 candi, bukan seribu seperti syarat yang telah disepakati.
Meski begitu, pada akhirnya Bandung Bondowoso mengetahui, dirinya dicurangi Roro Jonggrang. Ia pun murka dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu, yang kemudian menggenapi jumlah candi menjadi seribu.
Berdasarkan kisah ini, arca Durga, di ruang utara Candi Prambanan, merupakan perwujudan Roro Jonggrang, putri yang dikutuk jadi batu. Sementara itu, 999 candi yang sudah dibangun para jin panggilan Bandung Bondowoso dikenal sebagai Candi Sewu.
Usut punya usut, pasangan yang datang ke Candi Prambanan dipercaya bakal gagal melangkah ke pelaminan seperti kegagalan yang dialami Bandung Bondowoso untuk menikahi Roro Jonggrang.
Sesaji patung Roro Jonggrang
Bukan itu saja, latar belakang lainnya yang berkembang dari mitos "Candi Prambanan bikin putus cinta" adalah, disebut-sebut pada sekitar seabad lalu, banyak pasangan yang hendak menikah memberi sesaji ke patung Roro Jonggrang.
Lalu dikabarkan, ada pasangan yang putus dan gagal menikah setelah melakukan ritual itu. Meski tak diketahui apakah hanya kebetulan atau gara-gara sesaji patung Roro Jonggrang, kabar itu membuat tak ada lagi pasangan yang memohon doa dari Roro Jonggrang karena takut kisah cintanya berakhir.
Masyarakat pun makin memercayai mitos ini karena kabarnya disebarkan oleh kalangan bangsawan. Di sisi lain, ada pula yang menyebutkan bahwa cerita itu hanya dibuat-buat oleh penyebar dari keluarga bangsawan tadi, dengan maksud supaya rakyat berhenti memberi sesaji di patung Roro Jonggrang.
Kalian sendiri, di antara para pembaca artikel ini, percaya enggak dengan mitos putus cinta gara-gara ke Candi Prambanan? Tertantangkah untuk membuktikannya? Boleh lo, berkabar soal hasilnya. Apakah hubungan kandas atau malah lanjut sampai menikah?