Riwayat Sate Klatak Pak Pong, Belajar dari Kakek Sejak Usia 10 Tahun

Pak Pong membuka warung sate klatak pertama di Jalan Imogiri Timur

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Selasa, 07 September 2021 | 13:52 WIB
Riwayat Sate Klatak Pak Pong, Belajar dari Kakek Sejak Usia 10 Tahun
Proses memasak sate klatak di warung Sate Klatak Pak Pong. (Rahmat Jiwandono / SuaraJogja.id)

"Termasuk ada juga yang sudah pernah ikut jualan sama saya. Lalu mereka mulai buka usaha sate klatak sendiri," katanya.

Kendati demikian, ia tidak mempermasalahkan itu. Ia menyebut yang terpenting bersaing secara sehat dalam berjualan sate klatak. Dengan begitu, akan jadi motivasi sendiri baginya untuk memberikan yang terbaik.

"Untuk itu kami selalu menjaga servis dan kualitas," paparnya.

Menurut pria berusia 46 tahun itu, semua klatak bumbunya sama yakni daging diberi garam, terus berkembang saat ini ditambah bawang putih serta kemiri. Namun, untuk urusan daging, ia selalu memilih daging wedhus gembel yang terbaik.

Baca Juga:Belum Laksanakan PTM, Bantul Tunggu Capaian Vaksinasi Sampai 70 Persen

"Soal daging, kami potong dan pilih kambingnya sendiri dari penyuplai. Wedhus gembel yang disembelih biasanya usia sekitar satu tahun. Karena itu, orang merasa cocok dari segi rasa, kualitas daging, cara penyajian, dan fasilitas," katanya.

Di sisi lain, ihwal servis kepada pembeli, pihaknya selalu mengupayakan untuk cepat dan ramah. Bagi yang datang dengan kendaraan pribadi pun tidak dikenai tarif parkir.

Proses memasak menu lain seperti gulai kambing di warung Sate Klatak Pak Pong. [Rahmat Jiwandono / SuaraJogja.id]
Proses memasak menu lain seperti gulai kambing di warung Sate Klatak Pak Pong. [Rahmat Jiwandono / SuaraJogja.id]

"Servis diusahakan melayani lebih cepat dan harus ramah kepada pembeli, strategi marketing kami begitu," imbuhnya.

Ia menyebut, sebelum terjadi pandemi Covid-19, dalam sehari bisa menghabiskan 20-25 ekor kambing. Kekinian, kurang lebih menghabiskan 10 ekor kambing.

Adapun menu andalannya selain sate klatak meliputi tongseng, tengkleng, sate bumbu kecap, gulai, dan nasi goreng kambing. Harganya pun tergolong terjangkau bagi wisatawan.

Baca Juga:PPKM di DIY Turun ke Level 3, Bupati Bantul: Tempat Wisata Segera Dibuka

"Untuk satu porsi sate klatak isinya dua tusuk seharga Rp27 ribu, terus nasi putih Rp5.000, dan aneka minuman Rp5.000," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini