6 Fakta Prof Adi Utarini Salah Satu Orang Paling Berpengaruh di Dunia, Kebanggaan Jokowi

Prof Adi Utarini mendapatkan sejumlah penghargaan dan jadi salah satu ilmuwan kebanggaan Jokowi

Galih Priatmojo
Jum'at, 17 September 2021 | 13:08 WIB
6 Fakta Prof Adi Utarini Salah Satu Orang Paling Berpengaruh di Dunia, Kebanggaan Jokowi
Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Prof. Adi Utarini saat ditemui di Komplek kampus UGM, Rabu (26/8/2020). [kontributor/uli febriarni]

SuaraJogja.id - Ilmuwan UGM Prof Adi Utarini baru saja masuk dalam jajaran 100 orang paling berpengaruh di Dunia 2021 versi Majalah Time. Sebelum ini, dosen yang juga gemar memainkan piano ini telah menyabet sejumlah penghargaan. Berikut sederet fakta Prof Adi Utarini yang dijuluki komandan nyamuk.

Keberhasilan Prof Adi Utarini masuk jajaran 100 orang paling berpengaruh di dunia tak lain berkat terobosannya dalam dunia sains dan kesehatan lewat teknologi wolbachia.

Teknologi wolbachia merupakan bagian dari program Eliminate Dengue Project atau EDP yang kini bernama World Mosquito Program atau WMP. Program yang dimulai sejak 2011 ini mengembangbiakkan nyamuk yang diberi bakteri wolbachia untuk memerangi dan menurunkan kasus Demam Berdara Dengue atau DBD.

Strategi yang dikembangkan Prof Adi Utarini lewat nyamuk wolbachia ini belakangan sukses menurunkan angka kasus DBD di DIY hingga 77 persen.

Baca Juga:Pangeran Harry dan Meghan Markle Masuk Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia

Ditolak warga

Sebelum meraih sukses, program nyamuk wolbachia ini sempat ditentang warga di Sleman.

Dalam sesi wawancara khusus bersama SuaraJogja.id pada awal Januari 2020 silam, Prof Adi Utarini mengakui sempat mendapat penolakan dari warga yang wilayahnya menjadi area penelitian untuk nyamuk wolbachia.

"pertama itu penelitian. Dalam penelitian itu kami harus menjunjung tinggi yang menolak, mereka kami lindungi, mereka punya hak sepenuhnya untuk menolak. Ya tidak apa-apa, menolak ya sudah. Jadi ada suatu wilayah yang tidak kami lepaskan nyamuk berwolbachia".

"Kedua, kalau dibuat dalam persentase, yang menolak itu kurang dari 1%. Jadi mungkin ada belum diyakini, walau sebagian sudah memahami. Selain itu kekhawatiran ya".

Baca Juga:Menyebar di 29 Negara, CDC Peringatkan Bahaya Virus West Nile

"Tapi beberapa tahun setelahnya, hubungan kami dengan masyarakat tetap baik. Melepas nyamuk itu hanya salah satu, karena kalau ada tersangka DBD kami dampingi berobat dan lainnya. Bahkan, hingga pada di titik tertentu, mereka minta dilepasi nyamuk. Tapi mereka kan sudah memberikan somasi, kami tidak dapat melepaskan nyamuk sebelum somasi itu ditarik" terangnya saat itu.

Menerima Habibie Award 2019

Berkat terobosannya dengan nyamuk berwolbachia, Prof Adi Utarini yang merupakan ketua peneliti World Mosquito Program Yogyakarta dianugerahi Habibie Award 2019 dalam bidang Ilmu Kedokteran.

Award tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas terobosan dan keberhasilan Prof Adi Utarini dalam mencegah salah satu penyakit mematikan di Indonesia yakni DBD.

Selain Prof Adi Utarini ada empat tokoh lainnya dari berbagai disiplin ilmu yang juga mendapatkan Habibie Award 2019. Di antaranya Prof dr Ivandini Tribidasari Anggraningrum di bidang Ilmu Dasar, Prof Tati latifah Erawati Rajab di bidang Ilmu Rekayasa, Prof Eko Prasojo di bidang Ilmu Sosial dan Politik serta Dr I Gusti Ngurah Putu Wijaya dalam bidalng Ilmu Kebudayaan.

10 Tokoh Berpengaruh Dunia Sains 2020

Berselang setahun kemudian, tepatnya di akhir tahun 2020, Prof Adi Utarini kembali mendapatkan pengakuan. Kali ini kiprahnya dalam dunia sains diakui oleh jurnal bergengsi Nature.

Jurnal Nature menempatkan Prof Adi Utarini sebagai salah satu dari 10 Tokoh Berpengaruh Dunia Sains 2020.

Nature menyebut ilmuwan yang akrab disapa Uut itu sebagai mosquito commander atau komandan nyamuk, dan memaparkan capaian tim peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77 persen.

Hasil ini menuai pujian dari epidemiolog dan dianggap sebagai sebuah kemenangan yang sudah lama ditunggu atas suatu virus yang telah mewabah di banyak negara, terutama di negara-negara berpendapatan rendah di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

"impak kepada masyarakat adalah ketika nyamuk di suatu wilayah semua sudah mengandung Wolbachia, maka kemudian ketika nyamuk menggigit, virus tidak ikut berpindah pada manusia," terang Uut.

100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia

Terkini nama Prof Adi Utarini kembali menjadi perhatian dunia setelah masuk dalam deretan 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia versi Majalah Time.

Nama Prof Adi Utarini berjajar dengan sejumlah tokoh-tokoh populer dunia yakni Pangeran Harry, Meghan Markle, Billie Eilish, Kate Winslet hingga Sunisa Lee.

Diulas Orang Terkaya di Dunia

Nama Prof Adi Utarini yang berhasil bertengger di jajaran 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia tak lepas dari ulasan yang ditulis oleh Melinda Gates.

Salah satu orang terkaya di dunia yang merupakan mantan istri Bill Gates tersebut menyebut bahwa Prof Adi Utarini memberikan sumbangan besar terhadap dunia sains dan kesehatan lewat World Mosquito Program yang dipimpinnya.

Melinda Gates sendiri pernah bertatap muka dan meninjau penelitian Prof Adi Utarini pada 2017 silam di Kalurahan Kricak, Yogyakarta.

Kebanggaan Jokowi

Terobosannya dalam mamajukan dunia sains dan kesehatan membuat Prof Adi Utarini tak hanya diganjar sederet penghargaan bergengsi, ia juga menjadi kebanggaan Jokowi.

Presiden Jokowi bahkan pernah memamerkan sosok Prof Adi Utarini di akun Instagramnya kala mendapat penghargaan sebagai 10 Tokoh Berpengaruh Dunia Sains 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak