SuaraJogja.id - Suasana pasar sepeda yang terletak di Jalan MT Haryono, Kelurahan Suryodiningrat, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta berbeda jauh dengan kondisi pada tahun 2020 lalu. Pasar sepeda bekas yang lebih akrab dengan nama Pasar Gappsta itu sangat sepi. Hanya tiga pedagang yang terlihat menunggu pelanggan yang berniat membeli sepeda.
Bukan tanpa alasan pasar sepeda bekas yang sudah dikenal oleh warga Jogja itu sepi. Dampak perpanjangan PPKM, menjadi salah satu faktor lengangnya barisan sepeda yang biasa tertata rapi disana.
Meski sedikit pedagang yang berjualan, terhitung ada 1-2 pelanggan yang masuk ke dalam pasar. Tidak membeli, hanya sekadar bertanya soal harga sepeda yang menjadi incarannya.
![Suasana lokasi penjualan sepeda bekas yang sepi di Pasar Gappsta, Mantrijeron, Kota Jogja, Sabtu (18/9/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/18/31303-suasana-lokasi-penjualan-sepeda-bekas-yang-sepi-di-pasar-gappsta.jpg)
Kondisi ini hanya bisa dijalankan dengan pasrah oleh seorang pria paruh baya 50 tahunan. Suyoto pedagang sepeda yang sejak tahun 2000 sudah memulai usahanya berjualan sepeda mengaku belum bisa berbuat banyak.
Baca Juga:Tak Ada Transportasi Umum Bertahun-tahun, Trans Jogja Uji Coba Rute Kaliurang
"Belum tentu sehari ada yang datang ke sini. Kadang yang datang saja belum mau membeli," ujar Suyoto ditemui SuaraJogja.id di pasar Gappsta, Sabtu (18/9/2021) siang.
Bulan September merupakan momen yang sebenarnya Suyoto tunggu. Pasalnya pada tahun 2020 sejak Juni hingga Oktober permintaan akan sepeda sangat tinggi. Pedagang sepeda bahkan kebanjiran order.
"Saat itu selain permintaan sepeda baru yang tinggi, banyak juga yang mencari sepeda bekas. Waktu itu memang menggembirakan karena saat Covid-19, penjual sepeda ini cukup untung termasuk saya," ujar bapak 2 anak ini.
Sehari bisa 2-5 sepeda bekas yang laku terjual. Suyoto tak merinci total omzet yang dia kantongi saat itu, namun per sepeda biasa dijual dengan kisaran harga Rp200-500 ribu.
Keuntungannya berlipat-lipat saat itu. Penghasilannya ia sisihkan untuk disimpan dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga:PPKM Turun ke Level 3, Disdag Kota Jogja Urung Longgarkan Relaksasi Pasar
Euforia boomingnya permintaan akan sepeda di tahun 2021 nyaris tidak ada. Mau tidak mau pendapatan Suyoto juga berkurang termasuk dampak dari PPKM yang sebelumnya diberlakukan mulai Juli hingga pekan kedua September 2021.