SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Selasa (21/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat sejumlah guguran lava itu meluncur ke arah barat daya.
"Teramati 18 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/9/2021).
Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Tetapi tidak teramati munculnya asap kawah di atas puncak kawah.
Baca Juga:Dalam 6 Jam Teramati 14 Luncuran Lava Merapi ke Arah Barat Daya, Jarak Terjauh 2 Kilometer
Sejumlah kegempaan masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode enam jam tersebut. Kegempaan itu berasal dari kegempaan guguran 37 kali, hembusan 16 kali dan low frekuensi sebanyak 6 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Senin (20/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati awan panas guguran yang keluar.
Kendati demikian dalam periode 24 jam tersebut intensitas guguran lava yang keluar dari puncak Merapi lebih tinggi.
"Dalam periode 24 jam teramati 41 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ucapnya.
Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran yakni 189 kali. Selanjutnya disusul oleh kegempaan hybrid atau fase banyak 13 kali, hembusan sebanyak 26 kali serta low frekuensi 14 kali.
Baca Juga:Gunung Merapi 10 Kali Luncurkan Guguran Lava dalam 30 Jam, Jarak Terjauh 2 Kilometer
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.