SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Sabtu (18/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB hanya terdapat sejumlah guguran lava. Guguran lava itu teramati masih mengarah ke barat daya.
"Teramati 9 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/9/2021).
Dari pengamatan visual juga sempat teramati asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang, tebal, dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:Tanpa Awan Panas, dalam Sepekan Merapi 144 Kali Muntahkan Guguran Lava hingga 2 Kilometer
Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut. Kegempaan guguran masih terjadi paling banyak yakni sebanyak 161 kali, lalu disusul oleh hembusan 14 kali dan low frekuensi 1 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Minggu (19/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Gunung Merapi kembali melandai. Masih tidak teramati munculnya awan panas.
Hanya teramat 1 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur 2.000 meter.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," tuturnya.
Dalam periode pengamatan enam jam tersebut juga tercatat aktivitas kegempaan. Mulai dari kegempaan guguran 31 kali, hembusan 5 kali, hybrid atau fase banyak 3 kali dan low frekuensi 1 kali.
Baca Juga:Update Merapi, Kembali Melandai Hanya Keluarkan 10 Guguran Lava Dalam 30 Jam Terakhir
Kendati aktivitas Gunung Merapi cenderung landai namun status masih belum diturunkan yakni tetap pada Siaga (Level III). BPPTKG terus melakukan pemantauan jika memang terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.