SuaraJogja.id - Penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah akan segera dilaksanakan. Kebijakan Kemendikbudristek bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini diterapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah.
Namun sejumlah sekolah di DIY, terutama di tingkat SD dan SMP mengaku kesulitan bila kebijakan tersebut nantinya diterapkan. Untuk tingkat SD, permasalahan yang muncul adalah belum semua siswa mendapatkan vaksinasi COVID-19 karena berusia dibawah 12 tahun.
Sedangkan di tingkat SMP, tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dibutuhkan. Apalagi banyak siswa, terutama di sekolah swasta yang kecil tak mempunyai gadget yang memadai.
"Kalau sekolah yang mapan [secara ekonomi] mungkin tak masalah, tapi kalau sekolah swasta kecil seperti kami tentu aturan [aplikasi peduli lindungi] ini menyulitkan karena tidak semua siswa kami punya hp," ujar Kepala SMP Gotong Royong, Amelita Tarigan saat dikonfirmasi, Rabu (29/09/2021).
Baca Juga:PHRI: Sebanyak 10.131 Hotel dan Restoran Indonesia Sudah Gunakan PeduliLindungi
Kalau toh punya, menurut Amelita, gadget yang dimiliki siswanya pun tak memadai untuk menginstal aplikasi tersebut. Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dua tahun terakhir, sekolah sering kesulitan mengajak siswa mengunduh aplikasi Google Meet atau Zoom untuk pembelajaran karena memori HP terbatas.
Bahkan sebagian siswa lain harus berbagi HP milik orang tuanya dengan saudara lain demi untuk ikut PJJ. Karenanya sebelum kebijakan Kemendikbudristek tersebut diaplikasikan perlu dikaji lebih jauh.
"Masak ya orang tua meminjamkan hp mereka setiap pagi dan siang untuk anak-anak sekolah demi bisa memakai aplikasi peduli lindungi," ujarnya.
Amelita berharap ada alternatif kebijakan lain agar siswa tetap bisa ikut PTM tanpa harus kesulitan memanfaatkan aplikasi Peduli Lindungi. Misalnya dengan menunjukkan sertifikat atau kartu vaksinasi saat masuk ke sekolah.
Apalagi saat ini 23 siswa di SMP Gotong Royong sudah dua kali mendapatkan vaksinasi COVID-19 karena usia mereka diatas 12 tahun. Sekolah pun perlu dibantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Baca Juga:Simulasi Pembukaan Museum Mulawarman, Bukti Vaksin Pengunjung Wajib Ditunjukkan
"Harapannya aplikasi itu hanya jadi pendukung dan tambahan ya, jadi yang tidak punya hp bisa pakai sertifikat vaksin," ujarnya.
- 1
- 2