“Omzetnya turun, produksi juga dikurangi. Tapi Agustus itu saya tetap membuat sesuai orderan yang masuk,” katanya.
Bertahan dengan PPKM dan sedikitnya wisatawan, usahanya sedikit mendapat angin segar saat ada penurunan kasus Covid-19 sekitar awal September 2021. Meski tidak ada wisatawan, promosi lewat media sosial membuahkan hasil. Permintaan pelanggan cukup meningkat. Dirinya sempat menerima pesanan hingga keluar Jawa, dari Bandar Lampung, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya.
Sejalan dengan visinya untuk menjadikan petani salak di Sleman lebih berdaya, Mubarok juga sudah mengenalkan olahan makanannya ke dinas-dinas di Kabupaten Sleman dan DIY.
“Saya juga sounding ke pemerintah, bahwa di Sleman ini ada buah salak yang perlu dikenalkan oleh banyak orang. Artinya promosi ini bisa menjadi langkah meningkatkan kualitas buah salak lebih bernilai. Jangan sampai petani salak diabaikan dan tidak ada lagi penerusnya,” terang Mubarok.
Baca Juga:Senin Besok, ANBK Jadi Awal Pembelajaran Tatap Muka SMP di Sleman
Tidak hanya berhenti pada pemberdayaan petani salak. Dirinya juga berharap salak di Jogja menjadi buah tangan bagi wisatawan yang datang.
![Mohammad Sulkhi Mubarok menunjukkan olahan salak berbentuk pie bernama Paidjo ditemui wartawan di kediamannya, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Sabtu (2/10/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/03/95849-pie-salak.jpg)
“Jadi ada opsi lain selain bakpia. Jogja terutama di Sleman kan punya salak, maka buah atau olahan salak ini bisa menjadi salah satu oleh-oleh khas Jogja ke depan,” terang Mubarok.
Usaha Paidjo miliknya masih terdaftar sebagai UMKM. Dalam sehari dirinya bisa membuat 15-20 pcs pie salak.
Selain pie salak, ada varian pie lainnya yang ditawarkan, seperti pie pisang almond dengan taburan keju, ada juga pie nanas. Mubarok menjual dengan harga mulai Rp45-49 ribu.
“Ya sekarang masih home industri, saya optimistis usaha ini bisa menjadi besar. Memang perlu lebih banyak daya serap Salak untuk produksinya. Tapi saya yakin ini bisa berkembang karena tujuannya memang baik ke depan karena untuk mendukung kearifan lokal juga,” ujar Mubarok.
Baca Juga:Bupati Sleman Minta Tambahan Vaksin Untuk Mahasiswa Luar Daerah