Sejak Kecil Geluti Dunia Seni, Gunawan Maryanto Kelas 5 SD Sudah Jadi Sutradara

"Memang dari kecil dedikasinya itu betul-betul untuk sepenuhnya diberikan kepada kehidupan di teater."

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 07 Oktober 2021 | 14:10 WIB
Sejak Kecil Geluti Dunia Seni, Gunawan Maryanto Kelas 5 SD Sudah Jadi Sutradara
Gunawan Maryanto di panggung teater. [Instagram/gunawanmaryanto]

SuaraJogja.id - Kakak Sepupu Gunawan Maryanto, Agus Basuki (52) menyebut bahwa pria yang juga akrab disapa Cindhil itu sudah menggeluti dunia seni sejak masih belia. Bahkan Gunawan Maryanto telah bermain teater sejak kelas VI sekolah dasar.

"Kami merasa kehilangan betul mas Gunawan ini sosok yang sebenarnya semenjak kecil itu sudah menghidupkan teater di kampung. Namanya saat itu teater Lasamba (Laskar Seni Amal Baik)," kata Agus saat ditemui awak media di rumah duka, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (7/10/2021).

Agus menuturkan, saat itu Cindhil sudah ikut pentas dari sekolah ke sekolah, khususnya ketika ada perpisahan di sekolah atau kadang juga di masjid saat peringatan hari besar.

"Memang dari kecil dedikasinya itu betul-betul untuk sepenuhnya diberikan kepada kehidupan di teater," ujarnya.

Baca Juga:Gunawan Maryanto Sempat Pimpin Rapat Sebelum Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Di teater yang mengajak anak-anak di kampungnya itu Cindhil bahkan menjadi sutradara. Tidak hanya itu, ia juga membuat tema-tema maupun judul di dalam teater yang akan dipentaskan.

"Walaupun cuma di emper masjid kemudian mengisi acara ketika di SD dulu ada perpisahan di sekolah dari situ sebenarnya sudah nampak bakat seninya," tuturnya.

Agus menduga bakat itu sedikit banyak turun dari orang tua Gunawan terkhusus ayahnya. Walaupun memang ayahnya hanya seniman di kelas kampung saja tapi ayah Gunawan Maryanto sering terlibat dalam pementasan ketoprak di kampungnya.

Teater Garasi di Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)
Teater Garasi di Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

"Kalau dari orang tua memang bapakknya senang dengan teater tradisional seperti ketoprak di rumah itu juga ada beberapa instrumen alat musik tradisional kendang, mungkin turun dari situ. Nah mungkin jiwanya lahir dari itu," ungkapnya.

Hal itu kemudian berlanjut hingga sekarang dengan sejumlah prestasi mentereng yang telah dicapai. Termasuk saat Gunawan Maryanto memerankan Wiji Thukul di film biopik Istirahatlah Kata-kata pada 2017 lalu.

Baca Juga:Biennale Jogja XVI Resmi Dibuka, Panen Apresiasi Sultan hingga Sandiaga Uno

Menurutnya dari situ kemudian semakin membesarkan nama Gunawan Maryanto. Tidak hanya di event puisi, teater namun juga merambah ke dunia film.

"Dari sisi prestasi yang saya tahu terakhir memerankan sebagai tokoh Wiji Thukul dan itu yang kemudian melambungkan nama mas Wawan barangkali di event-event nasional terutama di event teater atau puisi dan seni-seni lain yang kemudian tantangan berikutnya itu ikut di dunia film. Dan alhamdulillah peran beliau bisa diterima," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa seniman dan aktor Teater Garasi Gunawan Maryanto meninggal dunia pada Rabu (6/10/2021) malam. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga pria yang akrab disapa Cindhil itu meninggal akibat serangan jantung.

Selain sebagai aktor, Gunawan Maryanto juga seorang penulis dan sutradara teater. Dia juga kerap menulis karya-karya sastra lainnya.

Lelaki kelahiran 10 April 1976 ini pernah meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di ajang Usmar Ismail Award ketika memerankan Wiji Thukul pada 2017.

Terbaru pada 2020, Gunawan Maryanto juga mencetak prestasi lagi.

Dia mendapat penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) berkat aktingnya di film The Science of Fictions (Hiruk Pikuk Si Alkisah).

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak