SuaraJogja.id - Wali Kota se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk bertukar pikiran dalam acara Indo Smart City Forum & Expo (ISCFE) 2021. Acara yang digelar Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) itu membahas kolaborasi terkait dengan perkembangan Smart City.
Ketua Dewan Pengurus APEKSI Bima Arya Sugiarto menuturkan bahwa ISCFE, yang menjadi satu rangkaian dengan rapat kerja teknis APEKSI 2021, kali ini dihadiri 53 walikota se-Indonesia.
Bima, yang juga menjabat sebagai Wali Kota Bogor itu, mengakui konsep Smart City yang diluncurkan sejak tahun 2000 silam mengalami fase naik-turun. Seolah setiap kota bergerak sendiri dengan caranya masing-masing.
“Di saat pandemi lalu kita dipaksa lari kencang lagi karena kebutuhan, bukan karena uang. Kita tidak bisa membayangkan lima tahun lalu, sekarang kita bisa berkomunikasi langsung RW se-kota karena ada kebutuhan yang dipercepat,” ujar Bima di The Rich Jogja Hotel, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga:Jadi Sorotan Saat Hadiri Event APEKSI di Jogja, Gibran: Saya Anak Baru Banyak Belajar
Ia menyoroti sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh Smart City di masa mendatang. Bukan hanya bicara kerja sama dengan vendor atau aplikasi, tetapi ada yang lebih penting yaitu perubahan perilaku warga kota.
Agenda tahunan ini, kata Bima, merupakan sarana yang tepat untuk berbagi pengalaman membangun ekosistem Smart City. Sehingya bisa memberikan layanan kepada masyarakat lebih mudah dan nyaman.
"Kita sama-sama saling mendorong, tidak ada persaingan (antar kota) itu enggak ada. Kita sama-sama, saling mendorong dan dalam rangka persahabatan," tuturnya.
Dengan pertemuan ini diharapkan tercipta sesi berbagi antar berbagai kota yang ada di Indonesia. Mereka bisa saling bertukar informasi terkait dengan keunggulan atau inovasi yang telah diciptakan pada masing-masing kota.
Selain itu dalam kegaiatan ini juga semua pihak didorong untuk bisa berakselerasi guna menghasilkan sistem dalam rangka mengantisipasi post pandemi. Adaptasi dari masing-masing kota dengan menggunakan teknologi ini yang harus dibicarakan bersama.
"Jadi bukan hanya sekadar aplikasi ini aplikasi itu, cctv ini itu tetapi sistem ekosistem di kota itu harus seperti apa. Ini yang selalu diingatkan oleh pak Jokowi, bahwa ke depan memasuki endemi. Kota itu harus berbenah mengantisipasi," ujarnya.
Baca Juga:Tolak Wisata Malam di Kebun Raya Bogor, Kantor Bima Arya Digeruduk Budayawan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya secata virtual mengapresiasi terciptanya Smart City. Revolusi Industri 4.0 yang melahirkan masyarakat Society 5.0 merupakan dambaan negara-negara di seluruh dunia saat ini.
“APEKSI perlu memanfaatkan sebaik-baiknya momentum ini untuk terus bekerja mencapai tujuan mewujudkan kota-kota di Indonesia sebagai Smart City ramah lingkungan,” ungkap Luhut.
Meskipun kondisi Covid-19 saat ini telah landai namun kata Luhut, masyarakat dan semua pihak tidak boleh lengah.
“Jangan lupa, tetap jaga protokol kesehatan. Walau kasus sudah menurun kita tetap harus menegakkan disiplin protokol kesehatan secara bersama-sama,” ucapnya.
Asisten I Setda DIY, Sumadi, mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berhalangan hadir menyatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 secara secara masif membantu aktivitas sosial hingga pendidikan. Terlebih saat kondisi pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung.
Namun demikian masyarakat tetap perlu memahami pentingnya literasi digital. Percepatan digitalisasi yang diinginkan Presiden juga harus dilaksanakan salah satunya untuk membangun kualitas sumber daya manusia.
Pemda DIY, kata dia, sangat mendukung penyelenggaraan ISCFE karena sejalan dengan predikat Yogyakarta sebagai Smart Province dan Kota Pendidikan, sehingga bisa bersinergi.
“Kita berharap semua belajar literasi digital agar tidak ketinggalan di segala bidang,” kata Sumadi.