Menyoal lirik awak dewe tau duwe bayangan, besok yen wes wayah omah-omahan, aku moco koran sarungan, kowe belonjo dasteran. Ia menjelaskan, sejatinya lirik awalnya lebih bernuansa religi.
"Sebetulnya lirik awalnya begini aku dadi imam sarungan, koe makmum rukuhan (aku jadi imam salat dan kamu makmumnya menggunakan mukena). Lalu diganti supaya lebih bisa diterima banyak orang," ungkap dia.
Selain itu, menurutnya, lirik lagu aku moco koran sarungan tak lagi relevan dengan generasi Z yang mana sudah tidak membaca koran. Itu karena dia tumbuh di era media cetak sampai media online.
"Salah satu alasan aku tulis liriknya begitu karena aku hidup di era transisi media dari cetak ke digital. Koran jadi pertanda zaman, orang yang pakai sarung sampai sekarang juga masih ada. Ibu-ibu yang belanja ke pasar pakai daster pun masih ada. Anak-anak zaman sekarang harus tahu soal itu," katanya.
Baca Juga:Muncul Klaster Covid-19, Bupati Bantul Sebut Masyarakat Mulai Abai Protokol Kesehatan
Konsisten produksi lirik lagu berbahasa Jawa
Kukuh menyebutkan untuk ke depannya ia belum dapat memastikan apakah akan terus berkarya menulis lagu berbahasa jawa. Kendati demikian, dia akan tetap konsisten berkarya bermuatan Bahasa Jawa.
"Tetap berkarya baik itu menulis lagu maupun akting tetap prinsipnya Bahasa Jawa," paparnya.
Bahasa Jawa amat melekat di dirinya karena berawal dari karirnya yang bergabung dengan musik komunitas teater bahasa jawa pada 2011 bernama teater Sego Gurih kini ganti nama jadi Sego Jenuk.
"Secara enggak langsung itu kemudian yang mempengaruhi karya-karyaku," ujar dia.
Baca Juga:Anak Usia 6-11 Tahun Bisa Divaksin, Bupati Bantul Bilang Begini

Alasan lainnya adalah Bahasa Jawa ternyata dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat meski tidak paham bahasanya. Dengan kata lain, barrier language atau sekat perbedaan bahasa di Indonesia dapat ditembus dengan lagu.
"Lagunya bisa dinyanyikan oleh warga Indonesia lainnya yang bukan penutur Bahasa Jawa," katanya.
Di samping itu, jika keenam lagu yang berkaitan dengan hal di atas sudah selesai bakal disalurkan ke medium lain yaitu novel dan film. Namun, dia belum tahu kapan kedua proyek itu akan dikerjakan.
"Kenapa ingin bikin novel dan film karena untuk pencapaian dalam hidupku besok kalau udah nikah ada yang diceritakan ke anak," imbuhnya.