Kasus Covid-19 Meningkat Usai Sampling Acak PTM, Begini Status PPKM di Kulon Progo

"Peningkatan kasus itu hanya salah satu dari sekian indikator."

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 16 November 2021 | 10:48 WIB
Kasus Covid-19 Meningkat Usai Sampling Acak PTM, Begini Status PPKM di Kulon Progo
Ilustrasi tes Covid-19. (Dok: Bumame)

SuaraJogja.id - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo mencatat, sudah ada 61 siswa dari sejumlah sekolah di Bumi Binangun yang terpapar Covid-19. Meski begitu, temuan ini masih belum dikategorikan sebagai klaster sekolah karena tidak ada hubungan antara satu kasus dan lainnya.

Lalu, apakah tambahan kasus positif Covid-19 di Kulon Progo berpengaruh dengan status atau level PPKM di wilayah tersebut?

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati tidak memungkiri, memang ada peningkatan kasus di Kulon Progo setelah adanya skrining yang menyasar sekolah-sekolah se-Kulon Progo. Namun jika dilihat secara keseluruhan, ternyata peningkatan kasus itu hanya dari program surveilans PTM saja.

"Betul memang dengan adanya skrining ini maka di Kulon Progo peningkatan kasus cukup tinggi. Jadi sekitar 95 persen atau 97 persen itu berasal dari hasil skrining PTM," ujar Baning kepada awak media, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga:Sekolah dan Takziyah Picu Peningkatan Kasus Covid-19 di 126 Daerah

Mengenai pengaruh ke status PPKM di wilayahnya, Baning menjelaskan bahwa peningkatan kasus hanya merupakan salah satu indikator saja. Lebih dari itu, masih ada sejumlah indikator lain yang dapat mempengaruhi perubahan status PPKM di suatu wilayah.

"Jadi peningkatan kasus itu hanya salah satu indikator, tetapi akan dilihat juga, penentuan level dari hal lain seperti positivity rate, BOR angka rawat inap, jumlah kematian, jumlah tracing, itu akan menentukan level. Jadi peningkatan kasus itu hanya salah satu dari sekian indikator," paparnya.

Selain itu, perlu dilihat pula bahwa Kulon Progo sendiri merupakan wilayah aglomerasi dengan kabupaten dan kota lain di DIY. Meskipun begitu, diharapkan kondisi peningkatan kasus itu dapat kembali ditekan sehingga tidak mempengaruhi level PPKM di Kulon Progo.

"Kita berharap ini tidak sampai mempengaruhi dari level yang ada di Kulon Progo dan yang jelas Kulon Progo merupakan wilayah aglomerasi dengan Kabupaten Kota di DIY. Jadi dampak dari satu wilayah itu akan mempengaruhi wilayah yang lain," ujarnya.

Jika melihat dari data posisi bangsal isolasi RS Rujukan Kulon Progo pada Senin (15/11/2021) kemarin sudah tidak ada sama sekali pasien Covid-19 yang menjalani perawatan. Dari total kapasitas tempat tidur rumah sakit rujuan sebanyak 125 buah semuanya telah kosong.

Baca Juga:Update COVID-19 Jakarta 15 November: Positif 36, Sembuh 77, Meninggal 1

Selain itu kemarin juga tidak ada penambahan kasus positif maupun kasus kematian akibat terpapar Covid-19 di wilayah Kulon Progo.

Kondisi itu membuat hingga saat ini secara keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kulon Progo sejumlah 22.134 orang. Dengan yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 21.638 orang, lalu meninggal dunia ada 438 pasien dan yang masih menyelesaikan isolasi hanya 67 orang.

Kendati begitu, Baning tidak bosan selalu mengingatkan semua pihak untuk terus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Terlebih sebagai antisipasi adanya orang tanpa gejala (OTG) yang tidak terdeteksi.

"Karena di masyarakat masih banyak kasus monggo kita harus hati-hati kepada keluarga yang memang resiko tinggi atau komorbid. Juga kita masih tetap harus melaksanakan protokol kesehatan karena pada kenyataannya di sekitar kita masih banyak penderita tapi statusnya tanpa gejala," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini