"Jadi berbeda dengan erupsi efusif sebelumnya, pusat erupsi saat ini berada di dua lokasi berupa kubah lava barat daya dan kubah lava tengah," ujarnya.
Jika dilihat dari jumlah dan intensitas guguran dan awanpanas pada minggu ini saja juga masih termasuk tinggi. Kejadian guguran tercatat rata-rata 160 kali per hari atau periode <10 menit dengan jarak luncur maksimal 2 kilometer.
"Selain itu sistem vulkanis Gunung Merapi saat ini relatif terbuka ditunjukkan dengan kegempaan low frekuensi dan hembusan. Serta waktu jeda yang relatif pendek antara indikasi intrusi magma dan ekstrusinya," paparnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Baca Juga:BPBD Sleman Pastikan Jaringan Pipa Air Bersih di Lereng Merapi Sudah Berhasil Diperbaiki
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," tambahnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan 37 Lava dalam 30 Jam Terakhir Jarak Terjauh 2 Kilometer
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.