Menteri Kelautan dan Perikanan Dorong Pelestarian Ekosistem Laut, Pantai Parangkusumo Jadi Contoh Program Bersih Laut

Pantai Parangkusumo jadi titik awal program bersih laut.

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 28 Januari 2022 | 16:49 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Dorong Pelestarian Ekosistem Laut, Pantai Parangkusumo Jadi Contoh Program Bersih Laut
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (kedua dari kanan) membersihkan sampah di Pantai Parangkusumo, Jumat (28/1/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul pada Jumat (28/1/2022). Kunjungannya kali ini terkait pencanangan Bulan Bersih Laut.

Ia mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk menjaga kebersihan laut. Sebab, ekosistem laut kian terancam rusak dengan adanya peningkatan penduduk di sekitar kawasan pesisir.

"Selain itu pembangunan yang cepat juga mengancam kelestarian laut. Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengganggu ekosistem laut dan kesehatan manusia," paparnya di sela-sela kunjungannya.

Program ini ke depannya akan dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Kendati demikian, pemerintah pusat tidak bisa bergerak sendiri untuk menjaga ekosistem laut di Indonesia.

Baca Juga:Penemuan Kerangka Manusia di Pantai Parangkusumo Duduk Bersila dan 4 Berita SuaraJogja

"Tidak bisa ditangani sendiri oleh pusat tapi juga perlu bantuan pemerintah daerah," katanya.

Menurut dia, implementasi dari bulan bersih laut salah satunya adalah hasil laut, itu adalah sektor perikanan. Sektor inilah yang jadi rebutan manusia, termasuk di Indonesia dan selalu dihadapkan dengan illegal unreported unregulated fishing.

"Ilegal bukan hanya dianggap dari luar saja tapi juga bisa dari dalam. Dianggap ilegal dari dalam karena tidak dilaporkan berapa yang diambil (ikan) dan tidak diregulasi dengan baik," katanya.

Ditambahkannya, Pantai Parangkusumo jadi titik awal program bersih laut. Kebersihan lingkungan, sambungnya, tidak hanya menjadi tantangan tetapi bagian upaya untuk mengingatkan kepada manusia agar peduli terhadap kebersihan laut.

"Pentingnya laut yang sehat, kehancuran laut adalah kehancuran umat manusia. Kalau ikannya habis dan banyak sampah akan berdampak manusia," terang dia.

Baca Juga:Penemuan Kerangka Manusia di Pantai Parangkusumo Bantul, Posisi Duduk Bersila

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, keberadaan sampah plastik yang tidak bisa terurai dalam waktu singkat bisa menyebabkan pencemaran terhadap ekosistem laut dan lingkungan pesisir. Terlebih posisi geografis Bantul yang berada di wilayah selatan DIY menjadi hilir dan muara seluruh perairan umum.

"Utamanya permasalahan sampah, tidak hanya di laut apabila tidak ditangani secara serius bisa menimbulkan pencemaran, gangguan kesehatan, dan gangguan estetika," ujar Halim.

Kebersihan di laut, lanjutnya, dapat menjaga kelestarian laut dan ekosistem pesisir juga meningkatkan estetika kawasan pantai selatan di Bumi Projotamansari yang menjadi ikon wisata andalan di DIY.

"Pantai Selatan ini dalam dunia pariwisata jadi destinasi favorit bagi wisatawan saat datang ke DIY," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini