"Kebetulan pemilik sapi ekonominya kurang. Sehingga warga bermaksud menolong,"terang dia.
Setelah itu, warga berinisiatif membeli sapi tersebut untuk disembelih dan dikonsumsi bersama-sama (brandu). Tujuannya memang agar pemilik sapi tidak mengalami kerugian cukup banyak. Karena ketika sapi tersebut mati maka pemiliknya akan mengalami kerugian berlipat.
"Kemudian dibeli oleh warga dengan patungan sekedarnya sesuai kemampuan warga,"ungkap dia.
Sapi tersebut kemudian disembelih di rumah pemiliknya dan daging dibagikan ke warga yang patungan tersebut. Usai mengkonsumsi sebenarnya tidak ada gejala sama sekali. Namun setelah beberapa hari penyembelihan ada satu dua warga yang jari-jarinya gatal dan muncul luka seperti gejala antraks.
Baca Juga:DIY Kirimkan 37 Sampel, 4 Warga Gunungkidul Terindikasi Terpapar Omicron
Hingga pada Kamis (28/01/2022) Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan ke lokasi untuk melakukan pengecekkan. Setelah diperiksa ada sepuluh warga mengalami gejala yang sama. Meski belum ada kesimpulan namun warga menduga mereka terkena antraks
"Kemarin diambil darahnya untuk dicek lab, belum ada hasil yang keluar. Tapi dari gejala yang ada sudah mengarah ke dugaan penyakit antraks tersebut,"kata dia.
Kontributor : Julianto