Elektabilitas Andika Perkasa Salip Erick dan Puan, Pengamat Politik: Faktor Kerinduan Publik pada Pemimpin Tegas

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungguli nama Erick Thohir di survei capres untuk 2024

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 24 Februari 2022 | 14:30 WIB
Elektabilitas Andika Perkasa Salip Erick dan Puan, Pengamat Politik: Faktor Kerinduan Publik pada Pemimpin Tegas
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengunjungi Markas Korps Marinir TNI AL. [ANTARA]

SuaraJogja.id - Ada yang cukup menarik dalam hasil survei elektabilitas bakal calon presiden untuk 2024 mendatang. Selain nama Prabowo Subianto yang menduduki peringat teratas, ada sosok Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang mengungguli nama Erick Thohir dan Puan Maharani

Pengamat politik UGM Wawan Masudi menilai nama Andika Perkasa bukan baru-baru ini saja muncul ke permukaan. Melainkan sudah ada proses panjang bahkan saat ia belum menjabat sebagai Panglima TNI sekarang ini.

"Sebenarnya kalau untuk Pak Andika sendiri kan saya kira sejak beliau terpilih sebagai Panglima (TNI) dan bahkan dulu dari prosesnya, memang sudah kuat ya beliau mempromosikan dirinya. Baik timnya maupun Pak Andika sendiri," ujar Wawan saat dihubungi awak media, Kamis (24/2/2022).

Lebih lanjut Wawan menjelaskan upaya branding yang dilakukan Andika dan tim sejak dulu bisa terlihat sekarang. Sebab memang upaya-upaya untuk membawa nama Andika Perkasa untuk dikenal publik telah dilakukan sebelumnya. 

Baca Juga:Rapat Pimpinan TNI-Polri dan Rapat Pimpinan TNI Jadi Satu, Jenderal Andika Perkasa Bakal Bahas Hal Ini

"Kemudian ketika sekarang namanya cukup naik, dulu tidak pernah muncul tapi kok sekarang kok tiba-tiba muncul dan bahkan di atas Erick dan Puan ini yang memang menunjukkan adanya, tentu ada upaya untuk membawa nama beliau ke publik," terangnya.

Namun di satu sisi, dikatakan Wawan ada kemungkinan lain yang membuat nama Andika Perkasa semakin dikenal masyarakat. Hal itu adalah kemungkinan faktor kerinduan publik atas sosok pemimpin nasional dengan katakter tegas seperti Panglima TNI tersebut.

"Pada saat yang bersamaan mungkin bisa jadi ini ada kerinduan dari publik juga dengan sosok kepemimpinan nasional ke depan yang mungkin berkarakter berbeda kayak gitu. Militer yang lebih firm lebih tegas, kayak gitu," tuturnya.

"Ya meskipun yang namanya ketegasan tidak bisa dihitung dia militer atau sipil ya tetapi kan masyarakat bisa saja melihat ke dalam konteks itu," sambungnya.

Sebelumnya Litbang Kompas merilis hasil survei terbarunya terkait Kepemimpinan Nasional sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Hasilnya Prabowo Subianto masih unggul dibuntuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Sementara petinggi PDIP Puan Maharani berada di urutan paling buncit.

Baca Juga:Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Inginkan Modernisasi Alutsista untuk Mudahkan Prajurit di Lapangan

"Jika pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan, Prabowo akan dipilih 26,5 persen masyarakat. Selanjutnya disusul Ganjar 20,5 persen, dan Anies 14,2 persen," tulis hasil survei Litbang Kompas seperti dikutip Suara.com.

Sementara di bawahnya ada nama Sandiaga Uno dengan angka 4,9 persen, urutan ke lima ada nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 3,7 persen, lalu ada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 2,9 persen.

Kemudian ada nama Ridwan Kamil dengan angka 2,6 persen, lalu ada nama Tri Rismaharini dengan angka 2,6 persen juga. Ada pula Jenderal TNI Andika Perkasa dengan angka 2 persen.

Di urutan 4 terbawah ada nama Gatot Nurmantyo dengan angka 1,4 persen, lalu Erick Thohir dengan angka 1,1 persen, kemudian Mahfud MD dengan angka 1,1 persen. Adapun urutan paling buncit ada Puan Maharani dengan angka 0,6 persen.

Sementara yang menyatakan pilihan lainnya ada 4,1 persen dan menjawab tidak ada atau tidak tahu hingga rahasia ada 11,8 persen.

Hasil survei diselenggarakan Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022.

Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error penelitian adalah +/- 2,8 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini