Kisah Koko Penyandang Disabilitas Sejak Lahir yang Dapat Bantuan Kursi Roda hingga Ditawari Pekerjaan Bupati Sleman

belum lama ini Koko sempat dikunjungi Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Lebih spesialnya lagi, ia diberikan bantuan sebuah kursi roda baru.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 07 April 2022 | 16:03 WIB
Kisah Koko Penyandang Disabilitas Sejak Lahir yang Dapat Bantuan Kursi Roda hingga Ditawari Pekerjaan Bupati Sleman
Koko Taufik Bagas ditemui di rumahnya Dusun Palgading, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Kamis (7/4/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Namanya Koko Taufik Bagas (18) seorang penyandang disabilitas yang berasal dari Dusun Palgading, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman

Kursi roda seolah sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam dirinya. Mengingat kondisi kakinya yang tidak bisa berjalan laiknya orang pada umumnya.

"Ini dari lahir, dulu prematur 7 bulan. Tapi yang jelas bukan polio. Jadi kaki ku cuma di belakang lutut, dua-duanya. Masalahnya di belakang lutut ini," kata Koko saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/4/2022).

"Dulu enggak bisa lurus. Terus sekitar 2 tahun yang lalu, operasi ke ortopedi sekarang bisa lurus tapi pemulihan masih tertahan. Besok kalau benar-benar sudah hilang Covid-19 mau balik ke sana lagi buat benar-benar memulihkan kondisi," sambungnya.

Baca Juga:Belum Tertangkap, Begini Perkembangan Terbaru Kasus Dokter Gadungan PSS Sleman

Koko Taufik Bagas ditemui di rumahnya Dusun Palgading, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Kamis (7/4/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Koko Taufik Bagas ditemui di rumahnya Dusun Palgading, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Kamis (7/4/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Ia menceritakan kursi roda itu sudah digunakan sejak kecil. Awalnya memang Koko hanya menggunakan kursi roda saat di sekolah saja. Namun seiring berjalannya waktu kursi roda juga digunakan di rumah.

Namun kondisi itu tidak menyurutkan niat Koko untuk menuntut ilmu di sekolah. Bahkan dari dulu sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah kejuruan (SMK) saat ini ia tetap bersekolah di sekolah reguler. 

Diakui Koko, keterbatasan itu tidak terlalu mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah. Padahal ia di rumah pun hanya bersama neneknya akibat orang tuanya yang sudah berpisah.

Walaupun ada kendala pun saat ini sudah banyak teman-teman yang juga bisa membantu. Belum lagi ditambah dengan sejumlah sarana dan prasarana yang sudah memiliki aksesibilitas cukup baik khususnya di sekolahnya selama ini.

"Enggak terlalu banyak kendala sehari-hari. Karena saya ke kamar mandi bisa sendiri, ganti baju sendiri juga, aman karena sudah biasa. Ke sekolah biasanya ojek online. Dulu dianter simbah tapi karena sempat jatuh jadi ya sudah tidak usah pilih ojek saja. Karena simbah sudah tua juga. Dari SD sudah di sekolah reguler. Ngga pernah SLB," paparnya.

Baca Juga:Hampir Turun Kasta ke Liga 2, PSS Sleman Pastikan Serius Tatap Liga 1 Musim Depan

Diberi Bantuan Kursi Roda Bupati Sleman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak