Sebut Bukan Anggotanya, PBMY Tuding Becak Nuthuk di Malioboro Viral untuk Jelekkan Nama Bentor

Ia menduga, kecemburuan sosial itu dilakukan oleh wisatawan yang tidak begitu senang dengan adanya bentor.

Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 19 April 2022 | 10:50 WIB
Sebut Bukan Anggotanya, PBMY Tuding Becak Nuthuk di Malioboro Viral untuk Jelekkan Nama Bentor
Sejumlah pengemudi becak menunggu penumpang di sekitar Pasar Beringharjo Kota Jogja, Senin (18/4/2022). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Viral-nya tarif becak nuthuk di Malioboro mencapai Rp80 ribu dituding sebagai upaya menjelekkan nama becak motor (bentor) di Malioboro. Hal itu diduga menjadi kecemburuan sosial karena bentor bisa beroperasi meski belum dilegalkan.

Hal itu diakui Ketua Persatuan Becak Motor Yogyakarta (PBMY) Parmin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (18/4/2022).

"Begini, jadi ada indikasi kalau kasus kemarin itu untuk menjelekkan nama bentor. Karena kan di Malioboro skuter listrik tidak boleh, PKL juga sudah dipindah," ujar Parmin.

Ia mengatakan bahwa oknum pengemudi becak yang melakukan praktik Nuthuk tarif itu bukan anggotanya. Setiap anggotanya sudah diingatkan agar tidak berbuat hal yang merugikan bentor sendiri.

Baca Juga:Dosen UGM Karna Wijaya Mau Laporkan Akun Medsos, Netizen Senang Tsamara Amany Mundur dari PSI

"Kami ada KTA, setiap bulan selalu ada pertemuan untuk memastikan kita semua bertindak sesuai arahan dinas pariwisata. Jadi itu bukan anggota kami. Jadi kami juga tidak sungkan memarahi pengemudi bentor yang melanggar," katanya.

Ia menduga, kecemburuan sosial itu dilakukan oleh wisatawan yang tidak begitu senang dengan adanya bentor. Namun begitu, PBMY akan terus mengevaluasi anggotanya untuk menjaga kondusifitas wisata di Malioboro.

Lebih lanjut, Parmin menjelaskan untuk tarif di Malioboro itu mulai dari simpang empat Batik Terang Bulan ke pusat oleh-oleh bakpia lebih kurang Rp10 ribu, pulang pergi. Untuk perjalanan dari Batik Terang Bulan ke Keraton Yogyakarta, sekitar Rp20 ribu.

"Nah kalau jalanan macet itu ada penyesuaian, jadi pengemudi dan penumpang itu bisa tawar menawar. Misal Rp40 ribu mereka tidak mau, ya sudah. Yang penting kesepakatannya," kata dia.

Parmin mengatakan bahwa anggota PBMY sudah tersebar di seluruh wilayah Kota Jogja. Namun saat ini pihaknya lebih fokus ke pengemudi becak di Tugu Jogja hingga ke Malioboro.

Baca Juga:Wisatawan Merasa Dirugikan saat Berlibur di Malioboro, Pemkot Minta Jangan Menunda untuk Melapor

"Karena memang tamu wisatawan kan sepanjang kawasan itu. Jadi saya mengkondisikan di sana," terang Parmin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini