Pasca Pembukaan TPST Piyungan, 12 Depo Sampah di Jogja Bakal Didesinfeksi

Tujuan penyemprotan itu, untuk mencegah munculnya penyakit yang berpotensi dibawa oleh hewan yang hidup di sekitar tempat sampah.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 12 Mei 2022 | 15:55 WIB
Pasca Pembukaan TPST Piyungan, 12 Depo Sampah di Jogja Bakal Didesinfeksi
Petugas mulai mengangkut tumpukan sampah yang ada di TPS Lempuyangan, Kamis (12/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengatakan bakal menyemprot desinfektan ke-12 depo pembuangan sampah yang ada di kota. Hal itu menyusul dengan dibukanya TPST Piyungan, Kabupaten Bantul setelah enam hari ditutup.

Tujuan penyemprotan itu, untuk mencegah munculnya penyakit yang berpotensi dibawa oleh hewan yang hidup di sekitar sampah.

Per Kamis (12/5/2022) ini, TPST Piyungan, telah dibuka kembali. Sejumlah truk yang tertahan di beberapa depo mulai mengirim sampah ke TPST di Piyungan.

"Lebih kurang ada 12 depo yang kita tangani. Jadi itu yang nantinya dibersihkan dan ada penyemprotan disinfektan," ujar Sugeng dihubungi wartawan, Kamis.

Baca Juga:Blokade TPST Piyungan Dibuka, Tumpukan Sampah di Kota Jogja Mulai Diangkut

Ia menerangkan untuk pembersihan dan desinfektan sendiri dilakukan setelah seluruh sampah yang tertimbun di depo dikirim ke TPST Piyungan.

Termasuk depo pembuangan sampah di kota Jogja yang paling besar yaitu di depan stadion Mandala Krida. Sugeng menyebut desinfeksi akan dilakukan oleh instansinya dan sejumlah komponen kewilayahan.

"Ya semuanya harus terkirim dulu di sana. Setelah itu kita bersihkan dan semprot, hal itu memastikan juga agar bakteri yang berpotensi menimbulkan penyakit mati oleh desinfektan ini," terang dia.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengingatkan bahwa potensi munculnya penyakit dari tumpukan sampah itu dapat terjadi.

Mulai dari leptospirosi yang perantaranya adala tikus, diare, typus dari serangga lalat, bahkan hepatitis.

Baca Juga:Kerahkan 32 Armada Pengangkut, Wali Kota Yogyakarta Minta Warga Jangan Lebay Menyikapi Penutupan TPST Piyungan

Selain itu, licit yang menggenang, dapat mencemari sumber air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga kualitas air menjadi buruk dan beresiko menyebabkan terjadinya infeksi saluran pencernaan.

"Faktor penyakit lain juga akan berdatangan, diantaranya tikus, kecoa. Sehingga leptospirosis dan pes juga menjadi resiko peningkatan kasus," kata Emma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini