Ia menambahkan, seandainya bisa, diharapkan kelak tidak ada lagi residu sampah milik Kabupaten Sleman yang dibuang lagi ke TPA Piyungan.
"Dalam gambaran kami, untuk menunggu TPST ini jadi mulailah kami sosialisasi ke tingkat masyarakat agar mau membuang sampah dengan memilah seperti dijelaskan tadi," tambah Danang.
"Jadi setelah di TPST, sudah tidak memilah lagi, sudah tinggal diolah dengan sistem, jadi mempercepat," kata dia.
Daripada Untuk Bayar Retribusi ke Piyungan, Uang Daerah Dipakai Bangun TPST
Baca Juga:Blokade TPST Piyungan Akhirnya Dibuka, Warga Tetap Kawal Janji Pemda DIY
Dalam data milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, warga Sleman menghasilkan sampah sebanyak
706,77 ton per hari.
Selama libur Idulfitri 2022 jumlah sampah harian bertambah 32% atau sekitar 936,27 ton per hari. Kenaikan sampah disumbang paling banyak karena aktivitas pariwisata, pemudik, tempat kuliner yang selama liburan meningkat kunjungannya.
Penutupan TPA Piyungan beberapa waktu belakangan berimbas pada Kabupaten Sleman, sehingga tidak bisa membuang sampah residu yang sudah tak terolah lagi.
Berkaca pada situasi ini, menurut Danang, bagaimanapun juga Pemkab Sleman harus bisa mengantisipasi buangan sampah di Piyungan, yang hampir setiap tahun bergejolak.
"Apalagi bayarnya nanti Piyungan itu akan naik. Kan eman-eman, kita buat sendiri aja lah TPST," terangnya.
Baca Juga:Blokade TPST Piyungan Dibuka, Tumpukan Sampah di Kota Jogja Mulai Diangkut
Ia menjelaskan, tahap persiapan pembangunan TPST Kabupaten Sleman akan terlebih dulu fokus di Sleman barat (Minggir) dan Sleman timur (Kalasan).