Sebagai Rasa Syukur, Warga Mancingan Parangtritis Gelar Pisungsung Jaladri

Sedangkan makna pisungsung jaladri sendiri ialah sedekah laut.

Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Selasa, 07 Juni 2022 | 18:47 WIB
Sebagai Rasa Syukur, Warga Mancingan Parangtritis Gelar Pisungsung Jaladri
Upacara adat pisungsung jaladri di Mancingan, Parangtritis, Kretek, Bantul, Selasa (7/6/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Warga Padukuhan Mancingan, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul mengadakan upacara adat pisungsung jaladri, Selasa (7/6/2022).

Ketua panitia Ki Suraji Parang Pertomo menjelaskan, pisungsung jaladri adalah upacara adat merti dusun atau menjaga kelestarian adat istiadat, termasuk bekti pertiwi pisungsung jaladri. Maknanya adalah bersyukur kepada Allah SWT yang sudah mencurahkan rezeki.

"Misalnya [rezeki] untuk petani dengan hasil bumi baik dari ladang ataupun persawahan," kata Suraji, Selasa.

Sedangkan makna pisungsung jaladri sendiri ialah sedekah laut. Pasalnya, warga sekitar ada yang bekerja sebagai pelaku wisata di sepanjang pantai selatan.

Baca Juga:Demi Keselamatan Ternak, Warga Muntuk Gelar Upacara Adat Gumbreg Ageng

"Maka tidak ada salahnya mengadakan jaladri. Karena jaladri sendiri artinya lautan," paparnya.

Menurutnya, acara seperti ini digelar setiap satu tahun sekali setelah panen raya, tepatnya di bulan Mei. Untuk harinya yaitu pada Selasa Wage atau Rabu Kliwon.

"Kalau di bulan itu tidak ada hari tersebut ya diundurkan atau dimajukan," imbuhnya.

Di lokasi yang sama, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, upacara ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya yang ada di DIY. Upacara ini sebuah ekspresi rasa syukur masyarakat atas banyaknya karunia yang diperoleh dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Itu diekspresikan dengan semacam kirab atau labuhan dan seluruh warga Mancingan mulai dari anak-anak sampai orang tua," katanya.

Menurutnya, ini sekaligus bentuk konsolidasi sosial masyarakat Mancingan. Sehingga mereka bisa hidup tolong menolong.

"Acara ini pembiayaannya berasal dari kantong pribadi mereka, masing-masing kepala keluarga membayar Rp50.000. Ini suatu ekspresi budaya yang baik, gotong royong tergambar dalam pisungsung jaladri," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini